Minggu, 23 Maret 2014

MATERI PRAMUKA PENGGALANG DAN PENEGAK



UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
PEMBUKAAN
(Preambule)

Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

TRI SATYA

Demi kehormatanku aku berjanji akan Bersungguh-sungguh:
Menjalankan kewajian tuhan dan negra kesatuan republik indonesia, menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat, menepati dasa darma

DASA DARMA PRAMUKA
Pramuka itu :
1.    Takwa kepada tuhan yang maha Esa.
2.    Cinta Alam dan kasih sayang sesama manusia
3.    Patriot yang sopan dan kesatria
4.    Patuh dan suka bermusyawarah
5.    Rela menolong dan tabah
6.    Rajin terampil dan gembira
7.    Hemat cermat dan bersahaja
8.    Disiplin berani dan setia
9.    Bertanggung jawab dan dapat di percaya
10.    Suci dalam pikiran perkataan dan perbuatan



v   Sejarah Syeh Nawawi Al-Banteni

Syekh Nawawi Tanara Banten memiliki nama lengkap Abu Abd al-Mu’ti Muhammad Nawawi ibn Umar al- Tanara al-Jawi al-Bantani. Beliau lebih dikenal dengan sebutan Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani. Dilahirkan di Kampung Tanara, Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang, Banten pada tahun 1815 M/1230 H. Pada tanggal 25 Syawal 1314 H/1897 Muhammad Nawawi wafat pada usia 84 tahun. Beliau dimakamkan di Ma’la dekat makam Siti Khadijah, Ummul Mukminin istri Nabi. Sebagai tokoh kebanggaan umat Islam di Jawa khususnya di Banten, Umat Islam di desa Tanara, Tirtayasa Banten setiap tahun pada hari Jum’at terakhir bulan Syawwal selalu diadakan acara khol untuk memperingati jejak meninggalnya Syekh Nawawi Banten. Ayah beliau bernama Syekh Umar, seorang pejabat penghulu yang memimpin Masjid. Dari silsilahnya, Syekh Nawawi merupakan keturunan kesultanan yang ke-12 dari Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati, Cirebon), yaitu keturunan dari putra Maulana Hasanuddin (Sultan Banten I) yang bemama Sunyararas (Tajul ‘Arsy).
Nasabnya bersambung dengan Nabi Muhammad melalui Imam Ja’far As- Shodiq, Imam Muhammad al Baqir, Imam Ali Zainal Abidin, Sayyidina Husen, Fatimah al-Zahra. Pada usia 15 tahun, Syekh Nawawi mendapat kesempatan untuk pergi ke Mekkah menunaikan ibadah haji. Di sana beliau memanfaatkannya untuk belajar ilmu kalam, bahasa dan sastra Arab, ilmu hadis, tafsir dan terutama ilmu fiqh. Setelah tiga tahun belajar di Mekkah beliau kembali ke daerahnya tahun 1833 dengan khazanah ilmu keagamaan yang relatif cukup lengkap untuk membantu ayah beliau mengajar para santri. Syekh Nawawi yang sejak kecil telah menunjukkan kecerdasannya langsung mendapat simpati dari masyarakat. Kedatangannya membuat pesantren yang dibina ayahnya membludak didatangi oleh santri yang datang dari berbagai pelosok. Namun hanya beberapa tahun kemudian beliau memutuskan berangkat lagi ke Mekkah sesuai dengan impian beliau untuk mukim dan menetap di sana. Di Mekkah Syekh Nawawi melanjutkan belajar pada guru-guru yang terkenal, pertama kali beliau mengikuti bimbingan dari Syeikh Ahmad Khatib Sambas (Penyatu Thariqat Qodiriyah-Naqsyabandiyah di Indonesia) dan Syekh Abdul Gani Duma, ulama asal Indonesia yang bermukim di sana. Setelah itu belajar pada Sayid Ahmad Dimyati, Ahmad Zaini Dahlan yang keduanya di Mekkah. Sedang di Madinah, Syekh Nawawi belajar pada Muhammad Khatib al-Hanbali. Kemudian beliau melanjutkan pelajarannya pada ulama-ulama besar di Mesir dan Syam (Syiria). Menurut penuturan Abdul Jabbar bahwa Syekh Nawawi juga pemah melakukan perjalanan menuntut ilmunya ke Mesir. Salah satu Guru utamanya pun berasal dari Mesir seperti SyekhYusuf Sumbulawini dan Syekh Ahmad Nahrawi. Setelah memutuskan untuk memilih hidup di Mekkah dan meninggalkan kampung halamannya beliau menimba ilmu lebih dalam lagi di Mekkah selama 30 tahun. Kemudian pada tahun 1860 Syekh Nawawi mulai mengajar di lingkungan Masjid al-Haram. Prestasi mengajarnya cukup memuaskan karena dengan kedalaman pengetahuan agamanya, beliau tercatat sebagai Ulama di sana. Pada tahun 1870 kesibukannya bertambah karena beliau harus banyak menulis kitab.
Inisiatif menulis, banyak datang dari desakan sebagian kolegan beliau yang meminta untuk menuliskan beberapa kitab. Kebanyakan permintaan itu datang dari sahabat beliau yang berasal dari Jawa, karena dibutuhkan untuk dibacakan kembali di daerah asalnya. Desakan itu dapat terlihat dalam setiap karya Syekh Nawawi yang sering ditulis atas permohonan sahabatnya. Kitab-kitab yang ditulisnya sebagian besar adalah kitab-kitab komentar (syarh) dari karya-karya ulama sebelumnya yang populer dan dianggap sulit dipahami orang awam. Alasan menulis syarh selain karena permintaan orang lain, Syekh Nawawi juga berkeinginan untuk melestarikan karya pendahulunya yang sering mengalami perubahan (ta’rif) dan pengurangan. Dalam menyusun karyanya Syekh Nawawi selalu berkonsultasi dengan ulama-ulama besar lainnya, sebelum naik cetak naskahnya terlebih dahulu dibaca oleh mereka. Dilihat dari berbagai tempat kota penerbitan dan seringnya mengalami cetak ulang sebagaimana terlihat di atas maka dapat dipastikan bahwa karya tulisnya cepat tersiar ke berbagai penjuru dunia sampai ke daerah Mesir dan Syiria. Karena karyanya yang tersebar luas dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan padat isinya ini, nama Syekh Nawawi bahkan termasuk dalam kategori salah satu ulama besar di abad ke 14 H/19 M. Karena kemasyhurannya ia mendapat gelar: A ‘yan ‘Ulama’ al-Qarn al-RaM’ ‘Asyar Li al-Hijrah,. AI-Imam al-Mul1aqqiq wa al-Fahhamah al-Mudaqqiq, danSayyid ‘Ulama al-Hijaz. Kesibukannya dalam menulis membuat Syekh Nawawi kesulitan dalam mengorganisir waktu sehingga tidak jarang untuk mengajar para pemula beliau sering mendelegasikan siswa-siswa seniornya untuk membantu beliau. Cara ini kelak ditiru sebagai metode pembelajaran di beberapa pesantren di pulau Jawa. Di sana santri pemula dianjurkan harus menguasai beberapa ilmu dasar terlebih dahulu sebelum belajar langsung pada Syekh, agar proses pembelajaran dengan Syekh tidak mengalami kesulitan.
Bidang Teologi karya-karya besar Nawawi yang gagasan pemikiran pembaharuannya berangkat dari Mesir, sesungguhnya terbagi dalam tujuh kategorisasi bidang; yakni :
bidang tafsir, tauhid, fiqh,tasawuf, sejarah nabi, bahasa dan retorika. Hampir semua bidang ditulis dalam beberapa kitab kecuali bidang tafsir yang ditulisnya hanya satu kitab. Dari banyaknya karya yang beliau tulis ini dapat dijadikan bukti bahwa memang Syeikh Nawawi adalah seorang menulis produktif multidisiplin, beliau banyak mengetahui semua bidang keilmuan Islam. Luasnya wawasan pengetahuan Nawawi yang tersebar membuat kesulitan bagi pengamat untuk menjelajah seluruh pemikirannya secara konprehenshif-utuh. Dalam beberapa tulisannya seringkali Syekh Nawawi mengaku sebagai penganut teologi Asy’ari (al-Asyari al-I’tiqodiy). Karya-karyanya yang banyak dikaji di Indonesia di bidang ini diantaranya: Fath ai-MajidTijan al-Durari Nur al Dzulamal-Futuhat al-Madaniyahal-Tsumar al-Yaniah Bahjat al-Wasail Kasyifat as-Suja dan Mirqat al-Su’ud. Sejalan dengan prinsip pola pikir yang dibangunnya, dalam bidang teologi Syekh Nawawi mengikuti aliran teologi Imam Abu Hasan al-Asyari dan Imam Abu Manshur al-Maturidi. Sebagai penganut Asyariyah Syekh Nawawi banyak memperkenalkan konsep sifat-sifat Allah. Seorang muslim harus mempercayai bahwa Allah memiliki sifat yang dapat diketahui dari perbuatannya, karena sifat Allah adalah perbuatanNya. Beliau membagi sifat Allah dalam tiga bagian : 
wajib, mustahil dan mumkin. Sifat Wajib adalah sifat yang pasti melekat pada Allah dan mustahil tidak adanya, dan sifat mustahil adalah sifat yang pasti tidak melekat pada Allah dan wajib tidak adanya, sementara mumkin adalah sifat yang boleh ada dan tidak ada pada Allah. Meskipun Syekh Nawawi bukan orang pertama yang membahas konsep sifatiyah Allah, namun dalam konteks Indonesia Nawawi dinilai orang yang berhasil memperkenalkan teologi Asyari sebagai sistem teologi yang kuat di negeri ini. Kemudian mengenai dalil naqliy dan ‘aqliy, menurut beliau harus digunakan bersama-sama, tetapi terkadang bila terjadi pertentangan di antara keduanya maka naql harus didahulukan. Kewajiban seseorang untuk meyakini segala hal yang terkait dengan keimanan terhadap keberadaan Allah hanya dapat diketahui oleh naql, bukan dari aql. Bahkan tiga sifat di atas pun diperkenalkan kepada Nabi. Dan setiap mukallaf diwajibkan untuk menyimpan rapih pemahamannya dalam benak akal pikirannya.Tema yang perlu diketahui di sini adalah tentang Kemahakuasaan Allah (Absolutenes of God). Sebagaimana teolog Asy’ary lainnya, Syekh Nawawi menempatkan dirinya sebagai penganut aliran yang berada di tengah-tengah antara dua aliran teologi ekstrim: 
Qadariyah dan Jabbariyah, sebagaimana dianut oleh ahlussunnah wal-Jama’ah. Beliau mengakui Kemahakuasaan Tuhan tetapi konsepnya ini tidak sampai pada konsep jabariyah yang meyakini bahwa sebenarnya semua perbuatan manusia itu dinisbatkan pada Allah dan tidak disandarkan pada daya manusia, manusia tidak memiliki kekuatan apa-apa. Untuk hal ini dalam konteks Indonesia, sebenamya Syekh Nawawi telah berhasil membangkitkan dan menyegarkan kembali ajaran Agama dalam bidang teologi dan berhasil mengeliminir kecenderungan meluasnya konsep absolutisme Jabbariyah di Indonesia dengan konsep tawakkal bi Allah. Sayangnya sebagian sejarawan modern terlanjur menuding teologi Asyariyah sebagai sistem teologi yang tidak dapat menggugah perlawanan kolonialisme. Padahal fenomena kolonialisme pada waktu itu telah melanda seluruh daerah Islam dan tidak ada satu kekuatan teologi pun yang dapat melawannya, bahkan daerah yang bukan Asyariyah pun turut terkena.
Dalam konteks Islam Jawa, teologi Asyariyah dalam kadar tertentu sebenarnya telah dapat menumbuhkan sikap merdekanya dari kekuatan lain setelah tawakkal kepada Allah. Melalui konsep penyerahan diri kepada Allah umat Islam disadarkan bahwa tidak ada kekuatan lain kecuali Allah. Kekuatan Allah tidak terkalahkan oleh kekuatan kolonialis. Di sinilah letak peranan Syekh Nawawi dalam pensosialisasian teologi Asyariyahnya yang terbukti dapat menggugah para muridnya di Mekkah berkumpul dalam “koloni Jawa”. Dalam beberapa kesempatan Nawawi sering memprovokasi bahwa bekerja sama dengan kolonial Belanda (non muslim) haram hukumnya. Dan seringkali kumpulan semacam ini selalu dicurigai oleh kolonial Belanda karena memiliki potensi melakukan perlawanan pada mereka. Sementara di bidang fikih tidak berlebihan jika Syeikh Nawawi dikatakan sebagai “obor” mazhab imam Syafi’i untuk konteks Indonesia. Melalui karya-karya fiqh beliau seperti: Syarh Safinat a/-Naja, Syarh Sullam al/Taufiq, Nihayat a/-Zain fi Irsyad a/-Mubtadi’in dan Tasyrih ala Fathul Qarib, sehingga Syekh Nawawi berhasil memperkenalkan madzhab Syafi’i secara sempurna. Dan atas dedikasi Syekh Nawawi yang mencurahkan hidupnya hanya untuk mengajar dan menulis beliau mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan. Hasil tulisannya yang sudah tersebar luas setelah diterbitkan di berbagai daerah memberi kesan tersendiri bagi para pembacanya. Pada tahun 1870 para ulama Universitas al-Azhar Mesir pernah mengundang beliau untuk memberikan kuliah singkat di suatu forum diskusi ilmiyah. Mereka tertarik untuk mengundang karena nama Syekh Nawawi sudah dikenal melalui karya-karyanya yang telah banyak tersebar di Mesir.
Sufi brilian sejauh itu dalam bidang tasawuf, Syekh Nawawi dengan aktivitas intelektualnya mencerminkan beliau bersemangat menghidupkan disiplin ilmu-ilmu agama. Dalam bidang ini beliau memiliki konsep yang identik dengan tasawuf. Dari karyanya saja Syekh Nawawi menunjukkan diri beliau seorang sufi brilian, beliau banyak memiliki tulisan di bidang tasawuf yang dapat dijadikan sebagai rujukan standar bagi seorang sufi. Brockleman, seorang penulis dari Belanda mencatat ada 3 karya Nawawi yang dapat merepresentasikan pandangan tasawufnya : yaitu: Misbah al-Zulam, Qami’ al-Thugyan dan Salalim al Fudala. Di sana Nawawi banyak sekali merujuk kitab Ihya ‘Ulumuddin al-Ghazali. Bahkan kitab ini merupakan rujukan penting bagi setiap tarekat. Pandangan tasawuf beliau meski tidak tergantung pada gurunya (pamannya sendiri) Syekh Abdul Karim, seorang ulama tasawuf asal Jawi yang memimpin sebuah organisasi tarekat. Namun atas pilihan karir dan pengembangan spesialisasi ilmu pengetahuan yang ditekuni serta tuntutan masyarakat beliau tidak mengembangkan metoda tarbiyah tasawuf seperti guru-guru beliau. Ketasawufan beliau dapat dilihat dari pandangan beliau terhadap keterkaitan antara praktek tarekat, syariat dan hakikat sangat erat. Untuk memahami lebih mudah dari keterkaitan ini, Syekh Nawawi mengibaratkan syariat dengan sebuah kapal, tarekat dengan lautnya dan hakekat merupakan intan dalam lautan yang dapat diperoleh dengan kapal berlayar di laut.  Dalam proses pengamalannya Syariat (hukum) dan tarekat merupakan awal dari perjalanan (ibtida’i) seorang sufi, sementara 
hakikat dan ma’rifat adalah hasil  dari syariat dan tarikat. Pandangan ini mengindikasikan bahwa Syekh Nawawi tidak menolak praktek-praktek tarekat selama tarekat tersebut tidak mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran syariat Islam. Paparan konsep tasawufnya ini tampak pada konsistensi dengan pijakannya terhadap pengalaman spiritualitas ulama salaf. Tema-tema yang beliau gunakan tidak jauh dari rumusan ulama tasawuf klasik. Model paparan tasawuf inilah yang membuat Nawawi harus dibedakan dengan tokoh sufi Indonesia lainnya. Syekh Nawawi dapat dibedakan dari karakteristik tipologi tasawuf Indonesia, seperti Hamzah Fansuri, Nuruddin al-Raniri, Abdurrauf Sinkel dan sebagainya.Tidak seperti sufi Indonesia lainnya yang lebih banyak porsinya dalam menyadur teori-teori genostik Ibnu Arabi, Nawawi justru menampilkan tasawuf yang moderat antara hakikat dan syariat. Dalam formulasi pandangan tasawufnya tampak terlihat upaya perpaduan antara fiqh dan tasawuf. Beliau lebih Ghazalian (mengikuti Al-Ghazali) dalam hal ini. Dalam kitab tasawufnya Salalim al-Fudlala, terlihat Syekh Nawawi bagai seorang sosok al-Ghazali di era modern. Beliau lihai dalam mengurai kebekuan dikotomi fiqh dan tasawuf.  Sebagai contoh dapat dilihat dari pandangan beliau tentang ilmu alam lahir dan ilmu alam batin. Ilmu lahiriyah dapat diperoleh dengan proses ta’alum (berguru) dan tadarrus (belajar) sehingga mencapai derajat ‘alim’ sedangkanilmu batin dapat diperoleh melului proses dzikr, muraqabah dan musyahadah sehingga mencapai derajat ‘Arif’. Seorang Abid diharapkan tidak hanya menjadi alim yang banyak mengetahui ilmu-ilmu lahir saja tetapi juga harus arif, memahami rahasia spiritual ilmu batin. Bagi Nawawi Tasawuf berarti pembinaan etika (Adab). Penguasaan ilmu lahiriah semata tanpa penguasaan ilmu batin akan berakibat terjerumus dalam kefasikan, sebaliknya seseorang berusaha menguasai ilmu batin semata tanpa dibarengi ilmu lahir akan terjerumus ke dalam zindiq. Jadi keduanya tidak dapat dipisahkan dalam upaya pembinaan etika atau moral (Adab). Selain itu ciri yang menonjol dari sikap kesufian Syekh Nawawi adalah sikap moderatnya. Sikap moderat ini terlihat ketika beliau diminta fatwanya oleh Sayyid Ustman bin Yahya, orang Arab yang menentang praktek tarekat di Indonesia, tentang tasawuf dan praktek tarekat yang disebutnya dengan “sistem yang durhaka”. Permintaan Sayyid Ustman ini bertujuan untuk mencari sokongan dari Nawawi dalam mengecam praktek tarekat yang dinilai oleh pemerintah Belanda sebagai penggerak pemberontakan Banten 1888. Namun secara hati-hati Syekh Nawawi menjawab dengan bahasa yang manis tanpa menyinggung perasaan Sayyid Ustman. Sebab Syekh Nawawi tahu bahwa di satu sisi beliau memahami kecenderungan masyarakat Jawi yang senang akan dunia spiritual di sisi lain ia tidak mau terlibat langsung dalam persoalan politik.
Setelah karyanya banyak masuk di Indonesia wacana keislaman yang dikembangkan di pesantren mulai berkembang. Misalkan dalam laporan penelitian Van Brunessen dikatakan bahwa sejak tahun 1888 M, bertahap kurikulum pesantren mulai ada perubahan mencolok. Bila sebelumnya seperti dalam catatan Van Den Berg dikatakatan tidak ditemukan sumber referensi di bidang Tafsir, Ushl al-Fiqh dan Hadits, sejak saat itu bidang keilmuan yang bersifat epistemologis tersebut mulai dikaji. Menurutnya perubahan tiga bidang di atas tidak terlepas dari jasa tiga orang alim Indonesia yang sangat berpengaruh: Syekh Nawawi Banten sendiri yang telah berjasa dalam menyemarakkan bidang tafsir, Syekh Ahmad Khatib (wafat 1915) yang telah berjasa mengembangkan bidang Ushul Fiqh dengan kitabnya al-Nafahat ‘Ala Syarh al-Waraqat, dan Syekh Mahfuz Termas (1919 M) yang telah berjasa dalam bidang Ilmu Hadis. Sebenarnya karya-karya Syekh Nawawi tidak hanya banyak dikaji dan dipelajari di seluruh pesantren di Indonesia tetapi bahkan di seluruh wilayah Asia Tenggara.  Tulisan-tulisan Nawawi dikaji di lembaga-lembaga pondok tradisional di Malaysia, Filipina dan Thailand. Karya Nawawi diajarkan di sekolah-sekolah agama di Mindanao (Filipina Selatan), dan Thailand. Menurut Ray Salam T. Mangondanan, peneliti di Institut Studi Islam, University of Philippines, pada sekitar 40 sekolah agama di Filipina Selatan yang masih menggunakan kurikulum tradisional. Selain itu Sulaiman Yasin, seorang dosen di Fakultas Studi Islam, Universitas Kebangsaan di Malaysia, mengajar karya-karya Syekh Nawawi sejak periode 1950-1958 di Johor dan di beberapa sekolah agama di Malaysia. Di kawasan Indonesia menurut Martin Van Bruinessen yang sudah meneliti kurikulum kitab-kitab rujukan di 46 Pondok Pesantren Klasik 42 yang tersebar di Indonesia mencatat bahwa karya-karya Nawawi memang mendominasi kurikulum Pesantren. Sampai saat ia melakukan penelitian pada tahun 1990 diperkirakan pada 22 judul tulisan Nawawi yang masih dipelajari di sana. Dari 100 karya populer yang dijadikan contoh penelitiannya yang banyak dikaji di pesantren-pesantren terdapat 11 judul populer di antaranya adalah karya Syekh Nawawi. Penyebaran karya Syekh Nawawi tidak lepas dari peran murid-murid beliau. Di Indonesia murid-murid Syekh Nawawi termasuk tokoh-tokoh nasional Islam yang cukup banyak berperan selain dalam pendidikan Islam juga dalam perjuangan nasional. Di antaranya adalah : K.H Hasyim Asyari dari Tebuireng Jombang, Jawa Timur. (Pendiri organisasi Nahdlatul Ulama), K.H Kholil dari Bangkalan, Madura, Jawa Timur, K.H Asyari dari Bawean, yang menikah dengan putri Syekh Nawawi, Nyi Maryam, K.H Najihun dari Kampung Gunung, Mauk, Tangerang yang menikahi cucu perempuan Syekh Nawawi, Nyi Salmah bint Rukayah bint Nawawi, K.H Tubagus Muhammad Asnawi dari Caringin Labuan, Pandeglang Banten, K.H Ilyas dari kampung Teras, Tanjung Kragilan, Serang, Banten, K.H Abd Gaffar dari Kampung Lampung, Kec. Tirtayasa, Serang Banten, K.H Tubagus Bakri dari Sempur, Purwakarta, KH. Jahari Ceger Cibitung Bekasi Jawa Barat. Penyebaran karyanya di sejumlah pesantren yang tersebar di seluruh wilayah nusantara ini memperkokoh pengaruh ajaran Nawawi. Penelitian Zamakhsyari Dhofir mencatat pesantren di Indonesia dapat dikatakan memiliki rangkaian geneologi yang sama. Polarisasi pemikiran modernis dan tradisionalis yang berkembang di Haramain seiring dengan munculnya gerakan pembaharuan Afghani dan Abduh, turut mempererat soliditas ulama tradisional di Indonesia yang sebagaian besar adalah sarjana-sarjana tamatan Mekkah dan Madinah. Bila ditarik simpul pengikat di sejumlah pesantren yang ada maka semuanya dapat diurai peranan kuatnya dari jasa enam tokoh ternama yang sangat menentukan warna jaringan intelektual pesantren, Mereka adalah Syekh Ahmad Khatib Syambas, Syekh Nawawi Banten, Syekh Abdul Karim Tanara, Syekh Mahfuz Termas, Syekh Kholil Bangkalan Madura, dan Syekh Hasyim Asy’ari. Tiga tokoh yang pertama merupakan guru dari tiga tokoh terakhir. Mereka berjasa dalam menyebarkan ide-ide pemikiran gurunya. Karya-karya Syekh Nawawi yang tersebar di beberapa pesantren, tidak lepas dari jasa mereka. K.H. Hasyim Asya’ari, salah seorang murid Syekh Nawawi terkenal asal Jombang, sangat besar kontribusinya dalam memperkenalkan kitab-kitab Nawawi di pesantren-pesantren di Jawa. Dalam merespon gerakan reformasi untuk kembali kepada al-Qur’an di setiap pemikiran Islam, misalkan, K.H. Hasyim Asya’ari lebih cenderung untuk memilih pola penafsiran Marah Labid karya Nawawi yang tidak sama sekali meninggalkan karya ulama Salaf. Meskipun beliau senang membaca Kitab tafsir al-Manar karya seorang reformis asal Mesir, Muhammad Abduh, tetapi karena menurut penilaiannya Abduh terlalu sinis mencela ulama klasik beliau tidak mau mengajarkannya pada santri dan lebih senang memilih kitab gurunya. Dua tokoh murid Syekh Nawawi lainnya berjasa di daerah asalnya, Syekh Kholil Bangkalan dengan pesantrennya di Madura tidak bisa dianggap kecil perannya dalam penyebaran karya Nawawi. Begitu juga denganSyekh Abdul Karim yang berperan di Banten dengan Pesantrennya, dia terkenal dengan nama Syekh Ageng. Melalui tarekat Qadiriyah wan Naqsyabandiyah, Syekh Ageng menjadi tokoh sentral di bidang tasawuf di daerah Jawa Barat. Kemudian ciri geneologi pesantren yang satu sarana lain terkait juga turut mempercepat penyebaran karya-karya Nawawi, sehingga banyak dijadikan referensi utama. Bahkan untuk kitab tafsir karya Nawawi telah dijadikan sebagai kitab tafsir kedua atau ditempatkan sebagai tingkat mutawassith (tengah) di dunia Pesantren setelah tafsir Jalalain.
Peranan Syekh, para pemimpin pondok pesantren dalam memperkenalkan karya Syekh Nawawi sangat besar sekali. Mereka di berbagai pesantren merupakan ujung tombak dalam transmisi keilmuan tradisional Islam. Para Syekh didikan K.H Hasyim Asyari memiliki semangat tersendiri dalam mengajarkan karya-karya Nawawi sehingga memperkuat pengaruh pemikiran Syekh Nawawi. Dalam bidang tasawuf saja kita bisa menyaksikan betapa Syekh Nawawi banyak mempengaruhi wacana penafsiran sufistik di Indonesia. Pesantren yang menjadi wahana penyebaran ide penafsiran Nawawi memang selain mejadi benteng penyebaran ajaran tasawuf dan tempat pengajaran kitab kuning juga merupakan wahana sintesis dari dua pergulatan antara tarekat heterodoks versus tarekat ortodoks di satu sisi dan pergulatan antara gerakan fiqh versus gerakan tasawuf di sisi lain. Karya-karyanya di bidang tasawuf cukup mempunyai konstribusi dalam melerai dua arus tasawuf dan fiqh tersebut. Dalam hal ini Nawawi, ibarat al-Ghazali, telah mendamaikan dua kecenderungan ekstrim antara tasawuf yang menitik beratkan emosi di satu sisi dan fiqh yang cenderung rasionalistik di sisi lain.
Share this article :




v  Sejarah Kepramukaan Dunia Dan Indonesia
Untuk dapat memahami hakekat Kepramukaan kita perlu mempelajari sejarah berdirinya dan berkembangnya Gerakan Pramuka. Kalau kita pelajari sejarah tersebut kita tidak lepas dari riwayat hidup pendiri Kepramukaan dunia yaitu Lord Robert Baden Powell of Gilwill.
Pengalaman hidup beliau tercetus untuk mengeluarkan gagasan mengenai pembinaan para remaja di negeri Inggris. Pembinaan inilah yang kemudian tumbuh berkembang sehingga menjadi Gerakan Pendidikan Kepramukaan sekarang.
Baden Powell lahir pada tanggal 22 Februari 1857 di London. Nama yang sebenarnya adalah Robert Stephenson Smyth, sedangkan ayah beliau seorang Profesor Geometri di Universitas Oxford, yang bernama Baden Powell yang meninggal ketika Stephenson masih kecil.
Pengalaman Baden Powell sejak kecil yang berpengaruh pada kegiatan Kepramukaan yang cukup menarik dan cukup banyak, antara lain adalah :
1.    Ditinggal bapaknya sejak kecil, dan mendapat Pembinaan watak dari ibunya.
2.    Latihan keterampilan berlayar, berenang, berkemah, olahraga dan lain-lainnya didapat dari kakak-kakaknya.
3.    Baden Powell sangat disenangi teman-temannya karena selalu gembira, lucu, cerdas, suka bermain musik, bersandiwara, berolahraga, mengrang dan menggambar.
4.    Berpengalaman di India sebagai pembantu Letnan pada resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda yang hilang, dan diketemukan di puncak gunung, serta keberhasilan melatih panca indera kepada Kimball-O’Hara.
5.    Pengalaman terkepung bangsa Boer dikota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari, dan kekurangan makan.
6.    Berpenglaman mengalahkan kerajaan Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik-manik kayu miliki raja Dini Zulu.
Pengalam ditulis dan dibukukan menjadi sebuah buku dengan judul “Aids to Scouting” yang sebenarnya memberi petunjuk kepada tentara muda Inggris, agar dapat melakukan tugas penyelidik dengan baik. Bukunya sangat menarik, tidak hanya bagi pemuda bahkan orang dewasa.
Tn. William Smyth sebagai salah seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih anggotanya sesuai dengan cerita pengalaman beliau itu. Lalu dipanggillah sebanyak 21 orang pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah negeri Inggris, diajak berkemah dan berlatih di pulau Brownsea pada tanggal 25 Juli 1907 selama delapan hari. Pada tahun 1910 Baden Powell minta pensiun dari tentara dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal. Beliau mendapat titel Lord dari raja Georgepada tahun 1929. Baden Powell menikah dengan Olave St Clair Soames pada tahun 1912 dan dianugrahi tiga orang anak, yaitu Hetter,Peter dan Betty. Baden powell meninggal pada tanggal 08 Januari 1941 di NyeriKenyaAfrika.

KEPRAMUKAAN DUNIA.
1.      Pada awal tahun 1908 Baden Powell selalu menulis cerita pengalamannya sebagai bungkus acara latihan Kepramukaan yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya itu kemudian terbit sebagai buku “Scouting for boys”. Buku ini cepat tersebar ke seluruh negeri Inggris, bahkan ke negara-negara lainnya, dan berdirilah dimana-mana organisasi Kepramukaan (yang semula hanya untuk anak laki-laki berusia Penggalang) yangdisebut Roy Scout.
2.      Kemudian disusul berdirinya organisasi Kepramukaan puteri yang diberi nama Girl Guides atas bantuan Agnes, adik perempuan Baden Powell, dan kemudian di teruskan oleh Ny. Baden Powell.
3.       Tahun 1916 berdiri kelompok Pramuka Siaga yang disebut CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book, berisi cerita tentang MOWGLI anak didik rimba (anak yang dipelihara di hutan oleh induk serigala) karangan RUDYARD KIPPLING sebagai cerita pembungkus kegiatan CUB tersebut.
4.      Tahun 1918 Baden Powell membentuk ROVER SCOUT (Pramuka usia Penegak) untuk menampung mereka yang sudah lewat usia 17 tahun, tetapi masih senang giat di bidang Kepramukaan. Tahun 1922 Baden Powell menerbitkan buku ROVERING TO SUCCES (mengembara menuju bahagia) yang berisi petunjuk bagi Pramuka Penegak dalam menghadapi hidupnya, agar mencapai kebahagiaan. Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya sendiri menuju ke pantai bahagia, yang dihadapannya terdapat karang-karang yang berbahaya,   yaitu :
a.     Karang perjudian.
b.    Karang Wanita.
c.     Karang Minuman keras dan merokok.
d.    Karang mementingkan diri sendiri dan mengorbankan oranmg lain.
e.    Karang tidak ber-Tuhan.
5.    Tahun 1920 diselenggarakan Jambore sedunia, di Arena Olympia, London. Baden Powell telah mengundang 27 negara, dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagaiBapak Pandu Dunia (Chief Scout of The World).
Tahun 1924 Jambore Dunia II di Emerlunden, Copenhagen, Denmark.
Tahun 1929 Jambore Dunia III di Arrow Park, Birkenhead, Inggris.
Tahun 1933 Jambore Dunia IV di Godollo, Budaperst, Hongaria.
Tahun 1937 Jambore Dunia V di Vogelenzang, Bloemendaal, Belanda.
Tahun 1947 Jambore Dunia VI di Moison, Prancis.
Tahun 1951 Jambore Dunia VII di Salz Kamergut, Austria.
Tahun 1955 Jambore Dunia VIII di Ontaria, Canada.
Tahun 1957 Jambore Dunia IX di Sutton Park, Sutton Codfid, Inggris.
Tahun 1959 Jambore Dunia X di Makiling, Philipina.
Tahun 1963 Jambore Dunia XI di Marathon, Yunani.
Tahun 1967 Jambore Dunia XII di Idaho. Amerika Serikat.
Tahun 1971 Jambore Dunia XIII di Asagiri, Jepang.
Tahun 1975 Jambore Dunia XIV di Lillahmmer, Norwegia.
Tahun 1979 Jambore Dunia yang seharusnya di Neishaboor, Iran tetapi dibatalkan.
Tahun 1983 Jambore Dunia XV di Kananaskis, Arberta, Canada.
Tahun 1991 Jambore Dunia XVI di Korea Selatan.
Tahun 1995 Jambore Dunia XVII di Malaysia.
Tahun 1999 Jambore Dunia yang seharusnya dilaksanakan di Indonesia dibatalkan.
Tahun 2002 Jambore Dunia XVIII di Thailand.
6.        Pada tahun 1914 mulai menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka. Rencana ini baru dapat dilaksanakan mulai tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F De Bois Mac Laren, Baden Powell mendapat sebidang tanah di Chingford, yang digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka. Tempat ini terkenal dengan nama GILWILL PARK.
7.        Sejak tahun 1920 di bentuk dewan Internasional dengan 9 orang anggota dan Biro Kesekretariatnya yang berada di London, Inggris. Pada tahun 1959 Biro Kepramukaan Dunia (putera) dipindahkan dari London ke Ottawa di Canada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro Kepramukaan Dunia (putera) dipindahkan lagi ke Genewa, Swiss. Sejak tahun 1920 sampai tahun 1965 Biro Kepramukaan Dunia dipegang berturut-turut oleh Hubert Martin (Inggris), Kolonel J.S Wilson (Inggris), Mayor Jenderal D.C Spry (Canada). Tahun 1965 D.C Spry diganti R.T Lund, sejak 1 mei 1968 dipegang oleh DR. Lazlo Magy sebagai Sekretaris Jenderal. Biro Kepramukaan dunia (putera) hanya mempunyai 40 orang tenaga staf, yang ada di Genewa dan 5 kantor kawasan, yaitu Costarica, Mesir, Philipina, Swiss, dan Nigeria. Bori Kepramukaan Dunia puteri sampai sekarang tetap berada di London, dan juga mempunyai kantor di lima kawasan, yaitu Eropa, Asia Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Serikat.

KEPRAMUKAAN INDONESIA
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sejarah Kepramukaan di Indonesia perlu kita pelajari, yaitu dengan maksud :
·         Agar mengetahui proses pembentukkan dan pengembangan Gerakan Pramuka dan mengetahui pula peranan apa yang dilakukan dalam perjuangan bangsa Indonesia.
·          Agar mengetahui dan menginsyafi kedudukan Gerakan Pramuka dalam hubungan dengan sejarah perjuangan bangsa Indonesia.
·         Agar dapat memahami kebijaksanaan dalam menyelenggarakan usaha pendidikan Kepramukaan di Indonesia.

1.      Pada tahun 1908 Letnan Jenderal Lord Robert Baden Powell dari Inggris melancarkan suatu gagasan tentang pendidikan di luar sekolah untuk anak Inggris, dengan tujuan supaya mereka menjadi menusia Inggris, warga Inggris, dan anggota masyarakat Inggris yang baik, sesuai dengan keadaan dan kebutuhan kerajaan Inggris Raya Ketika itu.
2.      Untuk itu beliau mengarang suatu buku yang terkenal, yaitu buku “Scouting for Boys”. Buku ini memuat cerita pengalaman beliau dan latihan apa yang diperlukan untuk para Pramuka.
3.      Gagasan Baden Powell itu jitu, cemerlang dan sangat menarik sehingga dilaksanakan juga di negara-negara lain, diantaranya di Nederland (Panvinder, Padvinderij).
4.      Oleh orang Belanda gagasan itu dibawa dan dilaksanakan juga dijajahannya disini (Nederland Oos Indie), dan didirikan oleh orang-orang Belanda di Indonesia organisasi yang bernama NIPV (Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-pandu Hindia Belanda).
5.      Pemimpin-pemimpin dalam pergerakan nasional mengambil alih gagasan Baden Powell, dan dibentuklah orgainisasi-organisasi kepanduan yang bergerak dengan tujuan membentuk manusia yang baik menjadi kader pergerakan nasional. Didirikan bermacam-macam organisasi-organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Panvinders Organizatie), JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitische Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Panvindery), HW (Hisbul Wathon) dan sebagainya.
6.      Sumpah Pemuda yang dicetuskan dalam kongres pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, benar-benar menjiwai pergerakkan Kepanduan Nasional Indonesia untuk bergerak lebih maju.
7.      Adanya larangan pemerintah Hindia Belanda kepada kepanduan diluar NIPV untuk menggunakan istilah Panvinder dan Panvindery, maka H. Agus Salim menggunakan istilah pandu dan kepanduan untuk menggantikan istilah asing padvinder dan Padvindery itu.
8.      Dengan meningkatnya kesadaran Nasional Indonesia, maka timbullah niat untuk menggerakkan persatuan antara organisasi-organisasi kepanduan ini menjadi kenyataan pada tahun 1930 dengan adanya INPO (Indonesische Padvinders Organizatie), PK ( Pandu Kesultanan) dan PPS (Pandu Pemuda Sumatra) berdiri menjadi satu organisasi yaitu KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia) kemudian terbentuklah suatu federasi yang dinamakan Persatuan Antar Pandu-pandu Indonesia (PAPI) pada tahun 1931, yang kemudian berubah menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada tahun 1938.
9.      Waktu pendudukan Jepang (perang dunia II) oleh penguasa Jepang di Indonesia organisasi kepanduan di Indonesia itu dilarang adanya tokoh-tokoh pandu banyak yang masuk dalam organisasi Seindendan, Keibodandan, Pembela Tanah Air (PETA).
10.  Sesudah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diwaktu berkobarnya perang kemerdekaan dibentuklah organisasi kepanduan yang berbentuk kesatuan, yaitu Pandu Rakyat indonesia pada tanggal 28 Desember 1945 di Solo, sebagai satu-satunya organisasi kepanduan didalam wilayah negara Republik Indonesia.
11.  Setelah pengakuan kedaulatan, maka didalam alam liberal, terbukalah kesempatan kepada siapapun untuk membentuk organisasi kepanduan. Berdirilah kembali HW, SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Katholik, KBI dal lain-lain.
12.  Menjelang tahun 1961 kepanduan Indonesia telah terpecah-pecah menjaddi lebih dari 100 organisasi kepanduan, satu keadaan yang terasa sangat lemah, meskipun sebagian dari pada organisasi-organisasi itu terhimpun dalam tiga federasi organisasi-organisasi kepanduan putera dan federasi organisasi-organisasi kepanduan puteri yaitu IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia pada tanggal 13 September 1951), POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia pada tahun 1954) dan PKPI (perserikatan Kepanduan Puteri Indonesia). Tahun 1955 IPINDO berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional I di Pasar Minggu, Jakarta.
13.  Mengalami kelemahan itu, maka ketiga federasi tersebut melebur diri menjadi satu yang diberi nama PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Akan tetapi hanya kira-kira 60 buah saja dari 100 lebih organisasi kepanduan itu yang ikut didalam federasi PERKINDO, dan jumlah anggota secara keseluruhan lebih kurang hanya 500.000 orang.
14.  Di dalam federasi itu sebagian dari 60 oraganisasi-organisasi anggota PERKINDO, terutama yang ada dibawah Onderbouw organisasi politik atau organisasi massa, tetap berhadap-hadapan berlawanan satu sama lain, sehingga tetap terasa lemahnya Gerakan Kepanduan Indonesia.
15.  PERKINDO membentuk suatu panitia untuk memikirkan suatu jalan keluar. Panitia itu menyimpulkan bahwa selain terpecah-pecah, gerakan kepanduan Indonesia itu lemah pula karena terpukau dalam cengkeraman gaya lama yang tradisionil dari kepanduan Inggris, pembawaan dari luar negeri. Hal ini mengakibatkan bahwa pendidikan yang diselenggarakan oleh Gerakan Kepanduan Indonesia itu belum disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia, maka ketika itu Gerakan Kepanduan Indonesia kurang memperoleh tanggapan dari bangsa dan masyarakat Indonesia.
16.  Kelemahan Gerakan Kepanduan Indonesia itu masih dipergunakan oleh pihak komunis sebagai alasan untuk memaksa Gerakan Kepanduan Indonesia menjadi Gerakan Pionier Muda seperti yang terdapat di negara-negara Komunis.
17.  Akan Tetapi kekuatan Pancasila didalam PERKINDO menentangnya, dan dengan bentuan Perdana Menteri Juanda, dan dengan bantuan mereka menghasilkan Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, yang pada tanggal 20 Mei 1961 ditanda-tangani oleh Ir. Juanda sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia, karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke negeri Jepang.
18.  Gerakan Pramuka adalah suatu perkumpulan yang berstatus non-govermental (bukan badan pemerintah), dan yang berbentuk kesatuan, Gerakan Pramuka diselenggrakan menurut jalan aturan demokrasi, dengan pengurusnya (Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, Kwartir Cabang, Kwartir Ranting) dipilih didalam musyawarah.
19.  Semua organisasi-organisasi kepanduan di Indonesia, kecuali yang diselenggarakan oleh komunis melebur diri dalam Gerakan Pramuka.
20.  Didalam Keputusan Presiden nomor 238 tahun 1961 tersebut diatas, Gerakan Pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai satu-satunya badan diwilayah Republik Indonesia yang diperbolehkan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda-pemuda Indonesia, organisasi lain yang menyerupai, yang sama dan yang sama sifatnmya dengan Gerakan Pramuka dilarang adanya.
21.  Didalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka ditetapkan dasar Gerakan Pramuka adalah Pancasila dan didalam Anggaran Dasar itu ditetapkan pula bahwa Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda-pemuda Indonesia dengan Prinsip Dasar dan Metodik Pendidikan Kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar supaya menjadi manusia-manusia Indonesia yang baik, anggota masyarakat Indonesia yang berguna bagi pembangunan bangsa dan negara.
22.  Ketentuan didalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka tentang Prinsip Dasar dan Metodik Pendidikan Kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia itu yang nyata kemudian membawa banyak perubahan, yang membawa Gerakan Pramuka dapat mengembangkan kegiatannya secara meluas. Prinsip Dasar dan Metodik pendidikan Kepramukaan sebagaimana dirumuskan oleh Lord Robert Baden Powell itu tetap dipegang, akan tetapi cara pelaksanaannya itu dirubah, yaitu diserasikan dengan keadaan dan kebutuhan nasional di Indonesia, dengan keadaan dan kebutuhan lokal masing-masing desa di Indonesia.
23.  Gerakan Pramuka itu ternyata jauh lebih kuat organisasinya, dan nyata memperoleh tanggapan dari masyarakat luas, sehingga dalam waktu singkat organisasinya telah berkembang dari kota-kota sampai- kampung-kampung dan desa-desa. Jumlah anggotanya meningkat pesat. 
24.  Kemajuan pesat itu adalah juga berkat sistem Majelis Pembimbing yang dijalankan oleh Gerakan Pramuka pada tiap tingkat, dari tingkat Nasional sampai tingkat Gugusdepan.
25.  Mengingat bahwa kira-kira 80% dari pada penduduk Indonesia tinggal di desa dan mengingat pula bahwa kira-kira 75% adalah keluarga petani, maka Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pada tahun organisasi yang pertama (tahun 1961) sudah menganjurkan supaya Pramuka menyelenggarakan kegiatan dibidang pembangunan masyarakat desa.
26.  Pelaksanaan anjuran itu, terutama di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, kemudian Jawa Timur dan Jawa Barat telah menarik perhatian pemimpin-pemimpin masyarakat Indonesia. Maka pada tahun 1966 Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengeluarkan instruksi bersama, yaitu tentang pembentukan Satuan Karya Pramuka Tarunabumi.
27.  Satuan-satuan Karya Pramuka Tarunabumi itu dibentuk dan diselenggarakan khsus memungkinkan adanya kegiatan-kegiatan Pramuka dibidang Pendidikan cinta pembangunan pertanian dan pembangunan masyarakat desa secara lebih nyata dan lebih intensif. Disamping itu ada pula Satuan Karya Pramuka Dirgantara, Satuan Karya Pramuka Bahari, Satuan Karya Pramuka Bhayangkara, yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dibidang pendidikan cinta Dirgantara, pendidikan cinta Bahari, dan pendidikan cinta Ketertiban masyarakat. Satuan-satuan Karya Pramuka tersebut terdiri dari Pramuka Penegak (16 sampai dengan 20 tahun) dan Pramuka Pandega (12 sampai dengan 25 tahun) yang berminat. Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang, yaitu yang berusia 7 sampai dengan 10 tahun dan 11 sampai dengan 15 tahun, tidak ikut dalam Satuan Karya Pramuka tersebut, akan tetapi para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam Gugusdepannya menjadi Instruktur bagi adik-adiknya dan rekan-rekannya Pramuka dalam kecakapan yang diperolehnya sebagai anggota Satuan Karya Pramuka yang dimaksudkan.
28.  Kegiatan-kegiatan Satuan Karya Pramuka Tarunabumi ternyata membawa pembaharuan bahkan membawa juga semangat untuk mengusahakan penemuan-penemuan baru (Inovasi) pada pemuda-pemuda desa yang selanjutnya mempengaruhi seluruh rakyat desa.
29.  Perluasan Gerakan Pramuka sampai di desa-desa, kegiatan dibidang pembangunan pertanian dan pembangunan masyarakat desa, dan pembentukan serta penyelenggaraan Satuan-satuan Karya Pramuka Tarunabumi, telah mengalami kemajuan pesat, sehingga menarik perhatian Badan Internasional seperti FAO, UNICEF, UNESCO, ILO dan BOY SCOUT WORLD BUREAU.
30.  Dalam perkembangan masyarakat Indonesia dewasa ini, dihadapi berbagai problem-problem social kepadatan penduduk, urbanisasi dan sebaginya. Berhubungan dengan itu maka pada tahun 1970 Menteri Transmigrasi dan Koperasi dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengeluarkan instruksi yaitu tentang Partisipasi Gerakan Pramuka dalam menyelenggarakan transmigrasi dan Pembinaan Gerakan Koperasi.
31.  Dan berhubung dengan masalah droup outs (anak-anak yang berhenti sekolah ditengah jalan), maka Gerakan Pramuka juga mengarahkan perhatiannya kepada pendidikan kejuruan, untuk memberi bekal hidup kelak kepada anak-anaknya, pemuda-pemuda terutama pada droup outs itu. Untuk itu diadakan kerjasama dengan Departemen Perindustrian.
32.  Dalam Rangka usaha peningkatan kecakapan, keterampilan dan bakti masyarakat, Gerakan Pramuka mengadakan kerjasama dengan banyak instansi seperti Palang Merah Indonesia, Bank Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Agama dan lain-lain.


Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka Terbaru 2013
SK KWARNAS TENTANG PAKAIAN SERAGAM 
ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA TERBARU 2013

Gerakan Pramuka melakukan perubahan pakaian seragam pramuka yang diatur dalam Surat Keputusan Kwartir Nasional Nomor 174 Tahun 2012 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka yang menggantikan Keputusan Kwartir nasional Gerakan Pramuka Nomor 226 Tahun 2007. Dalam Petunjuk Penyelenggaraan tersebut terdapat perubahan Pakaian seragam anggota Gerakan Pramuka dari seragam yang lama ke Seragam yang baru. 

Ada beberapa perubahan atau perbedaan yang mencolok antara seragam yang baru dengan seragam yang lama, antara lain :

1.    Pada pakaian seragam tingkat Pramuka Siaga putera maupun puteri, adanya penambahan berupa list berwarna coklat tua pada bagian lengan dan saku.
2.    Untuk anggota pramuka tingkat Penggalang puteri, pada baju  seragam sama dengan baju seragam untuk anggota putera yang dimana memamakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dan tidak terdapat lipatan melintang di atas dada. Sebelumnya baju seragam puteri tidak terdapat saku di dada dan terdapat lipatan di atas dada, atau baju seragam antara putera dan puteri mengenakan model pakaian yang berbeda 
3.    Untuk anggota puteri semua tingkatan menggunakan setangan leher seperti setangan leher Putera dan menggunakan ring, yang dimana sebelumnya anggota puteri mengenakan Pita Leher.
4.    Tutup kepala anggota puteri untuk tingkat Penggalang, Penegak, dan Pandega dengan tutup kepala berbahan laken/beludru. Sebelumnya menggunakan tutup kepala yang terbuat dari anyaman
5.    Untuk anggota putera untuk tingkat Penggalang, Penegak, dan Pandega, adanya Penambahan saku timbul di kanan kiri celana dan saku tempel di bagian belakang kanan dan kiri yang jumlah sakunya sebanyak enam saku. Sebelumnya anggota putera mengenakan celana dengan  empat saku berupa dua saku dalam di samping kanan dan kiri serta dua saku lagi di belakang kanan kiri.
Berikut ini gambar pakaian seragam anggota Gerakan Pramuka sesuai salinan PP no. 174 Tahun 2012.

PENGERTIAN DASAR AD/ART GERAKAN PRAMUKA

PENGERTIAN
1.    AD/ART merupakan ketentuan dasar dan ketentuan operasional bagi suatu organisasi yang mencerminkan aspirasi, visi dan misi Gerakan Pramuka Indonesia
2.    Pengikat persatuan dan kesatuan Gerakan Pramuka dalam prinsip, idealisme, tindaklaku, baik organisatoris, sosial, maupun budaya
3.    Suluh & landasan gerak organisasi Gerakan Pramuka dalam mencapai tujuannya
4.    Landasan manajemen & pemberdayaan sumberdaya Gerakan Pramuka
FUNGSI
AD/ART merupakan landasan kerja dan landasan gerak Gerakan Pramuka dalam mewujudkan visi dan misinya.
LANDASAN HUKUM GERAKAN PRAMUKA
KEPPRES No 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, dengan pertimbangan:
1.    anak-anak dan pemuda Indonesia perlu dididik untuk menjadi manusia dan warga Negara Ind. Yg berkepribadian dan berwatak luhur dst.
2.    untuk mencapai maksud dan tujuan tsb harus dilakukan dilingkungan anak-anak dan pemuda di samping lingkungan kel. dan sek.
3.     sesuai Tap MPRS No I/MPRS/1960 ttg GBHN dan Tap MPRS No II/MPRS/1960 ttg Garis-garis Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Pertama ’61-’69 mengenai pendidikan pada umumnya dan pendidikan kepanduan pada khususnya, perlu menetapkan suatu organisasi gerakan pendidikan kepanduan tunggal untuk diberi tugas melaksanakan pendidikan tersebut di atas.
SEJARAH SINGKAT AD/ART GERAKAN PRAMUKA
·         Keppres No 12 Tahun 1971
·         Keppres No 46 Tahun 1984
·         Keppres No 57 Tahun 1988
·         Keppres No 34 Tahun 1999
·         Keppres No 104 Tahun 2004
POKOK-POKOK PENTING AD/ART GERAKAN PRAMUKA
Ø  Pembukaan memuat dasar filosofis dan historis ketentuan dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka.
Ø  Eksistensi: Nama, Status dan tempat
Ø  Asas, Tujuan, Tugas Pokok dan Fungsi
Ø  Sistem among, PDK, KH, MK, M dan Kiasan dasar
Ø  Organisasi: anggota, jenjang organisasi, kepengurusan, Saka, DK, Lemdik, Bimbingan, Pemerikasaan keuangan
Ø  Musyawarah dan Referendum
Ø  Pendapatan, kekayaan
Ø  Atribut GERAKAN PRAMUKA: bendera, panji, himne dan pakaian seragam serta tanda-tanda
Ø  ART, Pembubaran dan perubahan AD.
TUJUAN GERAKAN PRAMUKA
Anggaran Dasar Gerakan Pramuka 2004 pasal 4 …. Dan dijabarkan dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka 2004 pasal 4 …. Melalui Kepramukaan :
1.   Membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman dan bertaqwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi…”
2.  Membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta memiliki kecerdasan emosional sehingga dapat menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, yang percaya kepada kemampuan sendiri, sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara…”
ALASAN PENYEMPURNAAN AD GERAKAN PRAMUKA
Ø AD merupakan landasan kerja GERAKAN PRAMUKA
Ø GERAKAN PRAMUKA dihadapkan pada lingkungan yg berubah serta tantangan baru
Ø Perkembangan kepanduan di seluruh dunia
Ø Perlu penyesuaian dengan UU No 22 th 1999, UU No 25 th 1999 dan UU No 23 th 2002 serta UU Sisdiknas.


PERMASALAHAN
Ø Penggolongan usia peserta didik
Ø  Keberadaan kelompok usia Pandega-kaderisasi
Ø Otonomi daerah
Ø Pembinaan Gudep Berpangkalan di Sekolah/Kampus dan gudep wilayah serta serta tersedianya pembina yg berkualitas
Ø Sistem among
Ø Pengembangan Saka Pramuka
HARAPAN
Dengan organisasi yang lincah didukung SDM berkualitas yang menjalankan tugas sesuai prinsip dan metode kepramukaan, GERAKAN PRAMUKA hadir dan siap untuk mendidik kader-kader pembangunan yang trampil serta memiliki watak dan kepribadian mulia.
PENYEMPURNAAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MUNAS 2003
Ø  Alinea 3 Pembukaan, menyesuaikan dgn paradigma baru yg menyertakan kaum muda.
Ø  Alinea 5 Pembukaan, SISTEM AMONG tidak hanya ditempatkan sbg bagian dari metode kepramukaan karena ia merupakan sisdiknas.
KETENTUAN YANG DISEMPURNAKAN
Ø  PASAL 4 AD, penegasan formulasi tujuan dengan menambahkan …guna mengembangkan dstnya…
Ø  PASAL 5 AD, ditambahkan rumusannya shg menjadi…..serta membangun dunia yg lebih baik.
Ø  PASAL 8 AD, selain mengatur upaya ditambahkan jg usaha yg dilakukan GERAKAN PRAMUKA
Ø  Pasal 9, Sistem Among
Ø  Pasal 16, Pandega masuk dalam kualifikasi anggota dewasa muda
Ø  Pasal 18, (a) anggota muda dan angota dewasa……
Ø  Pasal 20, (5) Pergantian pengurus…..terdiri dari unsurpengurus lama dan pengurus baru
Ø  Pasal 21, SAKA tambah 1 ayat.
Ø  Pasal 22, Dewan Kerja
Ø  Pasal 24, Bimbingan ayat (4)…..Mabiran yg diketuai oleh Camat/Kepala Distrik
Ø  Pasal 25, BPK ayat (3) ada 2 butir
Ø  Pasal 26, Musyawarah ayat (1) butir c ttg acara pokok Munas
LIMA UNSUR TERPADU DALAM KEPRAMUKAAN
1.      Prinsip Dasar Kepramukaan
2.      Metode Kepramukaan
3.      Kode Kehormatan Pramuka
4.      Motto Gerakan Pramuka
5.      Kiasan Dasar Kepramukaan
PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN DAN METODE KEPRAMUKAAN
4.        Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang membedakan Kepramukaan dari pendidikan lain
5.        Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsur proses pendidikan terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan.Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan kepentingan, kebutuhan, situasi dan kondisi masyarakat.
(AD Gerakan Pramuka 2004 Pasal 10).
PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN
PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN adalah :
1.    Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2.    Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
3.    Peduli terhadap diri pribadinya
4.    Taat Kode Kehormatan Pramuka.
PRINSIP DASAR KEPRAMUKAAN BERFUNGSI :
1.      Norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka
2.      Landasarn Kode Etik Gerakan Pramuka
3.      Landasan Sistem Nilai Gerakan Pramuka
4.      Pedoman dan Arah Pembinaan Kaum Muda
5.      Landasan Gerak dan Kegiatan Pramuka mencapai sasaran dan tujuannya
(AD Gerakan Pramuka 2004 pasal 11)
METODE KEPRAMUKAAN
Merupakan cara belajar interaktif progresif melalui :
1.      Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
2.      Belajar sambil melakukan
3.      Sistem berkelompok
4.              Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik
5.      Kegiatan di alam terbuka
6.      Sistem Tanda Kecakapan
7.      Sistem satuan terpisah untuk Putera dan Puteri
8.      Kiasaan dasar
(AD Gerakan Pramuka 2004 pasal 12)
MOTTO GERAKAN PRAMUKA
1.    Merupakan bagian terpadu proses Pendidikan untuk mengingatkan setiap anggota Gerakan Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk mengamalkan kode kehormatan Pramuka
2.    Motto Gerakan Pramuka : “SATYAKU KUDARMAKAN, DARMAKU KUBAKTIKAN”
3.     Merupakan Motto tetap dan tunggal bagi Gerakan Pramuka, sebagai bagian terpadu proses pendidikan, disosialisasikan baik di dalam maupun di luar Gerakan Pramuka.

Satuan Karya
Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Satuan Karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penggalang Terap, Pramuka Penegak dan Pandega, dan para pemuda usia 14-25 tahun dengan syarat khusus. Setiap Saka memiliki beberapa krida, dimana setiap Krida mengkususkan pada sub bidang ilmu tertentu yang dipelajari dalam Satuan karya tersebut. Setiap Krida memiliki SKK untuk TKK Khusus saka yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di sebuah Saka.
Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bhakti Satuan Karya Pramuka (PERTISAKA) yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka dan kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut perkemahan antar saka (PERAN SAKA) dimana dimungkinkan tiap saka mentranfer bidang keilmuan masing-masing. Bagian terkecil dari saka disebut krida,
Satuan Karya Pramuka yang dulu ada 7, pada saat ini satu lagi satuan karya pramuka yang dibentuk adalah satuan karya pramuka Wira Kartika yang merupakan hasil kerja sama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan Mabes TNI Angkatan Darat, sehingga satuan karya pramuka pada saat ini ada 8 (delapan), antara lain:

1. Saka Dirgantara

 

Satuan Karya Pramuka Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di bidang kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Ialah Satuan Karya yang membidangi bidang kedirgantaraan, umumnya saka ini hanya berada di wilayah yang memiliki potensi kedirgantaraan atau memiliki landasan udara.
Pelatihan Pramuka Saka Dirgantara umumnya memperbantukan para profesional di bidang kedirgantaraan, TNI AU pihak perusahaan penerbangan dan klub aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di sebuah Pangkalan Udara tertentu.
Saka Dirgantara meliputi 3 krida, yaitu:
1.        Krida Olahraga Dirgantara (ORGIDA)
2.        Krida Pengetahuan Dirgantara
3.        Krida Jasa Kedirgantaraan

 

2. Saka Bhayangkara

 

Satuan Karya Pramuka Bhayangkara adalah wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), guna menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam pembangunan nasional.Ialah Satuan Karya yang membidangi bidang kebhayangkaraan.
Saka Bhayangkara ialah Satuan Karya terbesar dan paling berkembang di Indonesia.Saka Bhayangkara dapat dibentuk di hampir seluruh wilayah Kwartir di Indonesia, tidak terbatas pada suatu sumber daya atau kondisi alam.Dalam pelatihan Saka Bhayangkara, umumnya Gerakan Pramuka bekerjasama dengan pihak Kepolisian Republik Indonesia dan terkadang memperbantukan pihak Dinas Pemadam Kebakaran. Biasanya Saka Bhayangkara berada dibawah pembinaan POLRI.
Saka Bhayangkara meliputi 4 krida, yaitu :
1.        Krida Ketertiban Masyarakat (Tibmas)
2.        Krida Lalu Lintas (Lantas)
3.        Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana
4.        Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)
Pada krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana terdapat 4 sub krida :
1.      Subkrida PASKUD (Pasukan Berkuda)
2.      Subkrida PASKAN (Pasukan Anjing Pelacak)
3.      Subkrida DAMKAR (Pemada Kebakaran)
4.      Subkrida SAR (Search And Rescue)

 

3. Saka Bahari

 

Satuan Karya Pramuka Bahari adalah wadah bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan sikap hidup yang berorentasi kebaharian termasuk laut dan perairan dalam. Ialah Satuan Karya yang membidangi bidang Kelautan.
Pembinaan Saka Bahari bekerjasama dengan pihak TNI AL, Profesional di bidang Olahraga Air, Departemen Pariwisata dan Departemen Kelautan. Umumnya Saka Bahari hanya berada di wilayah yang memiliki potensi di bidang Bahari.
Saka Bahari meliputi 4 krida, yaitu :
1.        Krida Sumberdaya Bahari
2.        Krida Jasa Bahari
3.        Krida Wisata Bahari
4.        Krida Reksa Bahari

4. Saka Bhakti Husada

 

Satuan karya Pramuka Bakti Husada adalah wadah pengembangan pengetahuan, pembinaan keterampilan, penambahan pengalaman dan pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.
Pembinaan Saka Bhakti Husada berada dibawah naungan Gerakan Pramuka yang bekerjsama dengan Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan, PMI, Rumah Sakit, dan juga Lembaga Kesehatan Profesional lainnya.
Saka Bakti Husada meliputi 5 krida, yaitu :
1.        Krida Bina Lingkungan Sehat
2.        Krida Bina Keluarga Sehat
3.        Krida Penanggulangan Penyakit
4.        Krida Bina Obat
5.        Krida Bina Gizi
6.        Krida Pola Hidup Bersih dan Sehat

5. Saka Kencana (Keluarga Berencana)

 

Satuan Karya Pramuka Kencana adalah wadah kegiatan dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan praktis dan bakti masyarakat, dalam bidang Keluarga Berencana, Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan.
Pembinaan Saka Kencana berada di bawah Gerakan Pramuka yang bekerjasama dengan Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).
Saka Kencana meliputi 4 krida, yaitu :

1.        Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR)
2.        Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK)
3.        Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE)
4.        Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM).

 

 

6. Saka Taruna Bumi

 

Satuan Karya Pramuka Taruna Bumi adalah wadah bagi para Pramuka untuk meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan para anggotanya, sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan produktif serta bermanfaat dalam mendukung kegiatan pembangunan pertanian.
Pembinaan Saka Taruna Bumi bekerjasama dengan Departemen Pertanian, Dinas Pertanian, LIPI, dan Lembaga Holtikultura.
Saka Tarunabumi meliputi 5 krida, yaitu :
1.        Krida Pertanian dan Tanaman Pangan
2.        Krida Pertanian Tanaman Perkebunan
3.        Krida Perikanan
4.        Krida Peternakan
5.        Krida Pertanian Tanaman Holtikultura.

7. Saka Wanabhakti

Satuan Karya Pramuka Wanabakti adalah wadah bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk melaksanakan kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa tanggungjawab terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Pembinaan Saka Wanabhakti bekerjasama dengan Departemen Kehutanan, Perhutani dan LSM Lingkungan Hidup/Lembaga Profesional terkait.
Saka Wanabakti meliputi 4 (empat) krida, yaitu :
1.    Krida Tata Wana
2.    Krida Reksa Wana
3.    Krida Bina Wana
4.    Krida Guna Wana.

 

 

8. Saka Wira Kartika

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiQCfot-wRpgIiDf8a9x2jTkiyKJv5aZTPOryR1B0OyuYBGC4CADFwmufS7tN71Aj-Ycy3chnhDoSVPQw3KaOMLIwQ3Uy13ifNzIBDNuAMD3d_iehrbXoGIF3HR1Cpetaaq1hgNw_-4rMBH/s320/peta+pita.gif

Satuan Karya Pramuka Wira Kartika baru berupa Satuan Karya Rintisan yang mulai dilaksanakan pada akhir tahun 2007. Pembentukannya berdasarkan Peraturan bersama Kepala Staf Angkatan Darat dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 182/X/2007 dan 199 tahun 2007 tanggal 28 Oktober 2007 tentang kerjasama dalam usaha pembina dan pengembangan pendidikan bela negara dan kepramukaan.
Pengoraganisasian Saka binaan TNI AD ini, tidaklah jauh berbeda dengan Satuan Karya pada umumnya. Namun Demikian Saka Wira Kartika ini memiliki Program Pendidikan yang dibentuk dalam Satuan Krida antara Lain :
1.      Krida Survival
2.      Krida Pioner
3.      Krida Mountainering
4.      Krida Navigasi Darat
5.      Krida Bintal Juang
PETA PITA, PANORAMA & LAPANGAN

PETA PITA
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhzZm5lvDikb8vA85jR0XqouLmYv_Dv0SE7uSS0v_yeRfrJg1YqzrDyX8qUacIVIdoW6PbhdlCKzAKs3E4TEQJxuO_22Zj1EV-_2Cepuw4BxETNQznVDMPjzOEDZmYf1iWopCFJYRbKHNxQ/s320/ket.gmb+pitap.gif
Tujuan pembuatan peta pita ini adalah untuk menggambarkan keadaan perjalanan yang telah dilakukan dari suatu tempat ke tempat lainnya.
Peralatan yang dipersiapkan dalam pembuatan peta pita ini adalah :
1. Pensil Teknik 2B
2. Penggaris panjang
3. Kertas pita peta
4. Kompas bidik
5. Meja kerja

Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta pita :
1. Penentuan Skala
Hal ini erat kaitannya dengan jarak yang akan ditempuh selama melakukan perjalanan dengan kertas yang ada

2.Pembuatan Keteranga
Keterangan yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat selama melakukan perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun yang ada di sebelah kanan, yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan penting atau suatu daerah yang mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah dilihat dan diperhatikan. Keterangan dituliskan dalam bentuk gambar peta dan tulisan.



3. Penulisan Arah Utara, Jarak, dan Waktu
Arah utara digambarkan sesuai dengan arah utara kompas. Jarak dituliskan berdasarkan ukuran yang ada dengan skala yang sudah ditentukan. Untuk waktu bisa dilihat dengan jam sesuai saat berangkat dan tiba di setiap belokan.
Untuk pembuatan peta pita, setiap pergantian arah perjalanan maka harus kita gambarkan, demikian seterusnya sampai daerah yang kita tuju. Gambar keterangan peta dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

PETA PANORAMA
Tujuan dari pembuatan peta panorama ini adalah untuk menggambarkan keadaan suatu daerah dengan range atau sudut pandang tertentu.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta panorama ini adalah :
1. Pensil Teknik 2B
2. Penggaris panjang
3. Kertas buffalo
4. Kompas bidik
5. Meja kerja
Yang harus diperhatikan dalam pembuatan peta panorama ini adalah :
1. Arah Pandang atau Sudut Pandang
Batas sudut pandang yang diberikan dalam pembuatan peta panorama dapat berupa satu sudut atau dua sudut sebagai arah untuk penggambaran panorama atau pemandangannya. Untuk dua sudut pandang tidak akan menjadi masalah yang berarti karena kita tinggal membidik sudut yang telah ditetapkan tersebut untuk batas penggambaran panorama. Untuk satu sudut pandang maka untuk menentukan batas sudut pandang yang akan kita gunakan untuk menggambar panorama kita harus menambahkan sudut tersebut dengan 30 untuk daerah kanan dan mengurangi sudut tersebut dengan 30 untuk daerah kiri. Kemudian baru menggambar peta panoramanya.
2. Penggambaran Batas Daerah
Setelah diketahui batas daerah yang akan digambar, maka langkah selanjutnya adalah membuat sket batas daerah satu dengan daerah lainnya, antara satu perbukitan dengan perbukitan atau perumahan dan lain sebagainya. Untuk penggambaran sket ini dibuat setipis mungkin karena hanya untuk pembatas dalam pembatas dalam penafsiran nanti.
3. Pembuatan Arsiran
Untuk pembuatan arsiran ini merupakan tahapan penting dalam membuat peta panorama. Yang perlu diperhatikan adalah untuk daerah yang dekat dengan pandangan kita maka arsirannya dibuat berdekatan
sekali, demikian seterusnya sampai pada daerah terjauh atau lapis paling atas dibuat renggang. Arsiran horisontal dipergunakan untuk daerah lautan, arsiran tegak atau vertikal untuk gunung, sedangkan untuk daerah yang landai (seperti perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak miring (mendekati horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti perbukitan atau jurang terjal) maka arsiran dibuat miring mendekati tegak.
4. Pembuatan Arah Utara
Arah utara ini diperlukan untuk mengetahui posisi menggambar kita dan juga sekaligus sebagai koreksi apakah arah yang digambar itu sudah benar. Biasanya arah utara dibuat pada posisi pojok kiri atas dengan gambar anak panah dan arahnya disesuaikan dengan arah kompas
5. Penulisan Sudut Batas dan Keterangan Batas
Untuk sudut pandang sebelah kiri dan kanan hendaknya dicantumkan sekaligus dengan keterangan gambar yang sesuai dengan keadaan kemudian jangan lupa untuk memberikan penomeran pada masing-masing daerah sehingga mempermudah untuk pemberian keterangan nantinya.
Untuk lebih jelasnya kita lihat contoh berikut ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhuMih8QWXJQEgLPYV2UGMiTHroUsLMiDf2xU2-OxRrzrIlZdGYqtIu4gy2XIs_8USwACfR-4g5JAL-Qjw9YQODGXu2OaMpS-gsAQqoOywVuPhJrLsr8uW-DTWISK-1qfLlxc2nvCzBbHFw/s400/peta+panorama.gif



PETA LAPANGAN
Peta Lapangan
Tujuannya untuk menggambarkan keadaan atau kondisi suatu lapangan dan daerah sekitarnya dalam skala yang lebih kecil.
Peralatan yang perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta lapangan ini adalah :
1. Pensil Teknik 2B
2. Penggaris panjang
3. Busur derajat
4. Kertas buffalo
5. Kompas bidik
6. Meja kerja
Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan peta lapangan.
1. Penentuan Skala
Hal ini berkaitan erat dengan luas lapangan yang akan digambar dan kertas gambar yang akan dipergunakan sehingga apa yang ada di lapangan dan daerah sekitarnya yang dekat dengan lapangan tersebut dapat tergambar semuanya.
2. Penentuan Batas dan Sudut Batas Lapangan
Setelah diketahui batas lapangannya maka batas-batas tersebut dibidik dari tengah lapangan dengan kompas bidik untuk diketahui berapa sudut batas lapangan tersebut. Penggambaran peta lapangan harus menghadap ke utara.
3. Pengukuran Jarak dari Pusat ke Sudut Batas Lapangan
Pengukuran ini dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu agar diketahui dengan pasti jarak antara pusat dengan sudut lapangan dan juga jarak antara sudut yang satu dengan sudut yang lainnya.
4. Penggambaran lapangan
Pengerjaan terakhir adalah menggambarkan sket yang telah didapat dari pengukuran-pengukuran tadi ke dalam kertas gambar. Untuk mempermudah pemberian keterangan diberi penomeran pada tiap sudut dan keterangan lainnya.
Untuk lebih jelasnya dapat diperhatikan gambar peta lapangan berikut :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj4t0K2EGD8u1l9EqL286P3rFmAK2_Xgwa82q0NS68ZGOo3DoSJ9xcJ5PrG2fDWhTFvH4qZEooViDUsQXXr1t9AH1kl7_uasaxHnUATxgyIko6nK1uecJl0Y6489mUB5r-uIcjQERSWEDN4/s400/peta+lapangan.gif


Pengertian Kompas dan jenis kompas
Kompas adalah alat bantu untuk menentukan arah mata angin. Bagian-bagian kompas yang penting antara lain :
1. Dial, yaitu permukaan di mana tertera angka dan huruf seperti pada permukaan jam.
2. Visir, yaitu pembidik sasaran
3. Kaca Pembesar, untuk pembacaan pada angka
4. Jarum penunjuk
5. Tutup dial dengan dua garis bersudut 45
6. Alat penggantung, dapat juga digunakan sebagai penyangkut ibu jari untuk menopang kompas pada saat membidik.
 Image
Angka-angka yang ada di kompas dan istilahnya
 North                       =              Utara                       =              0
 North East               =              Timur Laut               =              45
 East                         =              Timur                       =              90
 South East              =              Tenggara                  =              135
 South                       =              Selatan                     =              180
 South West              =              Barat Daya               =              225
 West                        =              Barat                        =              270
 North West              =              Barat Laut                 =              325



Cara Menggunakan Kompas

1.  Letakkan kompas anda di atas permukaan yang datar. setelah jarum kompas tidak bergerak lagi, maka jarum tersebut menunjuk ke arah utara magnet.
2.   Bidik sasaran melalui visir dengan kaca pembesar. Miringkan sedikit letak kaca pembesar, kira-kira 50  di mana   berfungsi untuk membidik ke arah visir dan mengintai angka pada dial.
3.   Apabila visir diragukan karena kurang jelas dilihat dari kaca pembesar, luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah dilihat melalui kaca pembesar

JENIS KOMPAS
6.             http://gepramansel.files.wordpress.com/2011/03/bidikt.jpg?w=468Kompas Bidik


Kompas bidik adalah kompas yang biasa digunakan oleh militer, pramuka, dan pengembara. Kompas ini mudah mendapatkannya, harganyapun relatif murah, juga penggunaannya cukup sederhana serta lengkap.
a. Kompas bidik lensa/kaca;
b. Kompas bidik Prisma;
Untuk menggunakan kompas bidik ini mesti dilengkapi juga dengan penggaris, busur drajat, dan lain-lain.

2. Kompas Silva
http://gepramansel.files.wordpress.com/2011/03/silva-ranger.jpg?w=300&h=300&h=300
Kompas ini sudah dilengkapi busur drajat dan penggaris. Dalam penggunaannya akan sangat mudah karena kompas ini tidak dilengkapi alat bidik. Kecermatan bidik kompas ini agak kurang.


3. Kompas M 53 A 515
http://gepramansel.files.wordpress.com/2011/03/kompas-m-53_4d0a4b46aaeb2.jpg?w=468
Kompas yang ketiga ini merupakan penyempurnaan, atau gabungan dari kedua bentuk kompas yang pertama dan kedua. Cara kerja kompas ini yaitu kemampuan kompas bidik digabung dengan kompas Silva sehingga makin mudah digunakan; paling tidak untuk saat ini.

4. Geografical Position Satelite
Saat ini banyak pula pendaki gunung yang memanfaatkan alat navigasi sistem GPS, yang merupakan singkatan dari Geografical Position Satelite. Sistem ini dikembangkan dengan bantuan satelit militer Amerika Serikat yang digunakan untuk kebutuhan komersial.
Sebenarnya alat ini digunakan untuk navigasi udara, tetapi dalam perkembangannya atau kenyataannya saat ini, juga bisa digunakan untuk navigasi darat dan laut. Secara garis besarnya bentuk alat ini kurang lebih sebesar kalkulator. Pengoperasian alat ini dibantu oleh minimal 3 buah satelit pengamat.
Alat ini banyak diminati di Indonesia, walaupun ada kekhawatiran bagaimana seandainya bekas satelit militer Amerika itu tidak digunakan oleh kegiatan sipil. Menurut rencana pemerintah Indonesia akan mengorbitkan satelit sejenis dan mengoperasikannya. Jadi untuk perkembangan dunia petualangan, alat ini memang perlu dipelajari dan mempunyai prospek yang baik.


MACAM-MACAM SANDI

Sandi Plus/Kress
Untuk lebih jelasnya perhatikan kunci di bawah ini :
Dasar   : dari Sandi Morse
Kunci   : + = titik ( . )
              # = strip ( - )

Contoh : #+# / ++# / +++ / ++# / ## / +# / #+## / ++# / #++ / ++++ / +#
Dibaca : KUSUMAYUDHA
SANDI KODE ETIK
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh33kgyB99pcdcIA-0P40x_FGtNIIv9nwwWrFkXIu2WwTESWH37U9ffWIEoI-7OZ4tzlKr3vEsJdsY0yG9P4ztd0_-1sZObTPsVXNCbQ8P3p7K0ufQmRUZoUnBoCoae1XxfFwoS8xELWA/s320/sandi+kode+etik+pasukan+kusumayudha+purbolinggo+lampung+timur.JPG
Mari kita menuju ke contoh soal :
- O, 2 3 c2 X 2 = PRAMUKA

SANDI AKAR
Pramuka memang kreatif, dari satu sandi morse saja bisa menjadi puluhan sandi turunan yang beraneka ragam. Hal ini membuat kita semakin bersemangat untuk tetap eksis di  Dunia Kepramukaan
Sandi akar adalah sandi turunan dari Morse, Perhatikan kunci di bawah ini :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh-EXmKuNy5IZP0MNZftmN3YLPJ5I24VuZVuetCQy5Ddh2enCzk_M2SAdLNsF2A73lZFJi1kSw94Y9KDZ41F2heli2FeyX2y0yjhkbGHfbo65qUcFWrN34WdzPNOk6aPsfj1ytgt-9_1A/s200/Kunci+Sandi+Akar+Pasukan+kusumayudha+Purbolinggo+Lampung+Timur.JPGDari dua kunci di samping  dapat diketahui bahwa akar pendek mewakili titik ( . ) dan akar panjang mewakili strip ( - ). coba perhatikan contoh di bawah ini :

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPUdYupNK3rPrEoNSV5izErlzoqZOn6sk3cxSB2G0Lh_VQcQDGMjLnQL_HIK5AfEEMcYupJJ3ODGEwh4er_qiIPVNZQhrZATKn-kAM8xiQf9VVscQTe8Jg95rEKcS3tW1-K93D0jlxsg/s320/Contoh+Sandi+Akar+Pasukan+kusumayudha+Purbolinggo+Lampung+Timur.JPG
Pertama translate dulu akar di atas ke sandi morse, kira-kira seperti ini :
--/.-/-.../../-./.-/... = Mabinas
SANDI ABJAD INTER
Pengetahuan Pramuka tidak sebatas pengetahuan seputar Indonesia saja, pengetahuan tentang tata cara pengucapan abjad dengan telekomunikasi internasional juga akan menambah kecakapan seorang pramuka.
Abjad Telekomunikasi Internasional adalah abjad yang digunakan untuk berkomunikasi dengan orang yang berbeda bahasa. Karena biasanya akan terjadi kesulitan (kurang dapat mendeskripsikan secara jelas) untuk mengartikan kata apa yang diucapkan oleh saudara kita dari negara lain tersebut. Dengan Abjad Internasional inilah yang dapat membantu agar berita yang disampaikan dapat diterima dengan jelas dan dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. contoh di bawah ini :
Alfa (A)
Bravo(B)
Charlie(C)
Delta (D)
Echo (E)
Foxtrot (F)
Golf (G)
Hotel (H)
Indian (I)
Juliet (J)
Kilo (K)
Lima (L)
Mike (M)
Nobel(N)
Oscar (O)
Papa (P)
Queen (Q)
Romeo (R)
Sierra (S)
Tango(T)
Union (U)
Victor (V)
Whisky (W)
Xenon (X)
Yankey (Y)
Zulu (Z)




Contoh :
Bravo Oscar Yankey Sierra Charlie Oscar Union Tango
Jawaban : BOY SCOUT

SANDI NAPOLEON
Sebenarnya sandi ini jika diberi nama Sandi Napoleon sangat tidak pas, tidak ada hubungannya alias tidak nyambung dengan Bapak Napoleon yang sebenarnya. Baiklah, kita langsung menuju ke contoh untuk memperjelas bagaimana sandi Napoleon itu :
Kunci : Susunan huruf dibaca zigzag/acak.
Artinya cara membacanya adalah dari atas ke bawah lalu ke atas lalu ke bawah dan seterusnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgY4XY8umba2K2Nw7cSho6rnhHFTIHtLShRHXkHCZTamIk41sBy6FqQ88WyBjjNabRYJNw8K36EHzSHjDItr48f-ynhYFthGBLV9cJC3wK-w6R-89iHWR6QAGOXgZ5GP7Z1W0lBbnL5Pg/s1600/sandi+napoleon+pasuda+pramuka+purbolinggo+lampung+timur.JPG
Tahu apa jawabnya?
Jawabnya adalah = 
PRAMUKA TERTINGGI IALAH PRESIDEN
SANDI MARENGOS

Kunci = Huruf-huruf MARENGOS diganti dengan angka

Contoh : 
P547I 25236CI67
Tahu apa artinya? Artinya adalah = 
PERGI MEMANCING
SANDI KURUNG
Sandi ini kuncinya sudah baku seperti ini, namun kita bisa membuat sandi-sandi sejenis yang tentu saja kunci dan namanya suka-suka kita. Mari kita cek ke TE - KA - PE.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiztadxYOJGq4p3VIDc0Y4Zxtuhr2V1gswKy6Yp88usFEN95a7gkwIf7bLIwKGMKSYWJwDZbEHJ9ntKe0E6DecIa-rllWqHOIdvpCy-5LFxdkOSb-MS1D6V2UrJsoEm12J7Lu5muesXZg/s320/sandi+kurung+kusumayudha+lampung+timur.JPG

Contoh :
((5, (, ((8, (((2, (8, (, ((3
Jawabnya : PASUKAN


SANDI KACA/AIR
Sandi Kaca/Air. Kenapa disebut dengan sandi Kaca atau Air? karena cara membacanya adalah dengan menghadapkannya pada sebuah cermin. contoh :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhz0ZS1-1t2PuIuF-w825GTt_93xkhhLtxITnyzQYUhG9HvHQSQac9GHBf-csHU2CnPcX0-zbp2U6zFzgJzQ_-T6vV6ZSqUR9IT5Z-FTvyBi4UfIdF50VVz2cwWc1f40DDF33rR5LkdUw/s320/sandi+kaca-air+kusumayudha+purbolinggo.jpg



SANDI JEPANG
Salam hangat dari Dewan Ambalan Nawawi Al-Banteni dan Zahroh An-nawawi. Seperti yang kita tahu bahwa huruf jepang (Kanji) dituliskan dari atas ke bawah dan seterusnya, nah pada kali ini kami ingin membahas sandi yang sangat sederhana, yaitu sandi Jepang. Cara penulisannya seperti huruf Kanji, yaitu dari atas ke bawah. Mari ke contoh berikut ini :

SNLAA
EGENN
TANGA
EHCKN

Dibaca : SETENGAH LENCANG KANAN
SANDI INGGRIS
Dewan Ambalan Nawawi Al-Banteni dan Zahroh An-nawawi ingin sedikit berbagi sebuah sandi yang sangat mudah, yaitu adalah sandi Inggris, kenapa diberi nama demikian? Karena diantara kata-kata yang akan disandikan disisipkan kata-kata dalam bahasa inggris untuk sedikit mengecoh si pembacanya. Mari kita lihat contoh di bawah ini :
Kunci              : Dalam kalimat disisipkan bahasa inggris
Contoh           : The Indonesia you Merdeka too
Jawaban         : Indonesia Merdeka
Sangat Mudah kan? Semoga bermanfaat untuk Pramuka Indonesia. Salam Pramuka...!!!
SANDI RISTIK/GRAFIK
 Senang rasanya bisa berjumpa lagi dengan kakak-kakak dan adik-adik sekalian. Kali ini kami ingin membahas sedikit tentang sebuah sandi Pramuka yang unik, yaitu adalah sandi Ristik atau sandi Grafik. Sandi ini adalah lagi-lagi sandi terapan darisandi morse. Baiklah, tidak usah berpanjang lebar, mari kita lihat gambar di bawah ini :
Dasar   : dari Sandi Morse
Kunci   : Garis pendek ke atas atau ke bawah = titik ( . )
Garis panjang ke atas atau ke bawah = strip ( - )
Setiap kata dipisahkan dengan garis lurus

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhrUZrhzXMATrXwZnXtRajV2UI7uvEmbj7s_ncFHQfrusX5K6PAbFNmOfLynu1o4rwWlAlzrElnKaibvPUv06x90WlXbVxEroVUVMeYdrn_U2IvsNtlEJnKLbqB187sysbjSbF3hFr4HQ/s200/contoh2+sandi+grafik+pasukan+kusumayudha+purbolinggo+lampung+timur.JPGSetelah ditranslate ke sandi morse, kemudian diubah ke alfabet. Apakah dari contoh di atas sudah bisa dipahami? Kalau sudah coba perhatikan contoh grafik di bawah ini :


Sangat mudah ya? Silahkan mencoba masing-masing. Salam hangat dari Dewan Ambalan Nawawi Al-Banteni dan Zahroh An-nawawi. Salam Pramuka...!!!

 

Sandi Angka

 

Diposkan oleh Scout of Lampung 02 September 2009 Di bawah ini ada dua buah contoh sandi angka. Untuk selanjutnya dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan kemampuan pramuka peserta didik anda.

Contoh Sandi Angka 1 : 13, 4, 6, 0, 17, 0, 10, 19
Dibaca : NEGARAKU
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgkgOsC5Vxomaq3ZTIjMsG4l1jymsKW8THrIdBcuLBxXui_fmQmxN-wJGnafOAbad_YmV1i9GTSrikkr7uAHY0O4icfzhTVBOIFPqaZagNUtHSYuOTjV5D-L93xda9Kf7mdzR59nQ9LWg/s400/sandi+angka+1.JPGContoh Sandi Angka 2 : 5 0, = 1 2  Dibaca : DUNIA

 

 

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwT7aEVoU4exFbvV6mu4zvfbV2YQxyX7qQ7nOqaxe1bXdr68VCAQvS8u659a-D0p690kp_oUfhAaijeVHnOQI1hxwomYyDqqTkeH1ePwobCEVphcMMRdWNoB6dCkOCN6A1OOHQJaGrBg/s400/sandi+angka+2.JPG

 

 

 

 

 

 

 

Sandi Koordinat

 

Sandi di dalam Kepramukaan adalah salah satu media pembelajaran yang baik bagi peserta didik baik pramuka siaga, penggalang, penegak maupun pandega karena dapat melatih ketelitian, daya ingat, kecerdasan dan konsentrasi. Pemakaian sandi dalam menyampaikan ilmu pun harus disesuaikan dengan golongan pramuka itu sendiri sehingga dapat diterima dengan mudah namun tujuan dari pembelajaran itu tetap tercapai. Ada banyak macam-macam sandi dalam kepramukaan dan kedudukannya pun tidak harus baku, sehingga nama, jenis dan cara untuk menjawabnya pun dapat berbeda menyesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah. Salah satu contoh sandi yang mudah adalah sebagai berikut :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhr_ER_DRzEXiY-CIM2ja4BEa8y8TQNiRvyQ5IBZcdoUSU_i4xDnEA5zWFZ1XpVnByQ-IHX9B58OBpUArnT0ZNpfCKv7liI4CV8b0exynKUw_ijkkXGWXtZLj7aCkJCikjNCW8UcghUwA/s320/Sandi+Koordinat.JPGContoh Sandi Koordinat :
Kunci : MERAH PUTIH
Kunci yang ditampilkan di papan dapat ditulis seperti contoh di atas.
Contoh soal : AP, MP, RI, MI, HP
AP = P                        MP= A
RI = N             MI = D            HP = U            (PANDU)

 

Sandi Kotak

 Di bawah ini ada dua buah sandi kotak. Coba perhatikan perbedaannya.



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh0BUYVhVrUo1KRicB6mc25LoRLdte7hmBCVOI25kd_yKY_D7RdneNOJOkIFeYKN2k3VjmY5TC7T80RXrIP4hRAh3ufeB7yUUmCGroBJAS257lcyM1-uY27pbUWc7C4s1K5XWJnT6tkzA/s400/sandi+kotak+2.JPG
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhO59pY8Se_9whqhOteEzR_b4KqNWqxubWtisL7p4HV9PE_gnefsXPuB0CSGi02uJ2USqO_7xPYCNNWfkN3yN4z0DX8uO4bmRZ4NtLq2GaKFQroXZKIpRwwb56iIFaUYs776_ZmRhUg-A/s400/sandi+kotak+1.JPG

 

 

 

 


Sandi Sungai

 

Diposkan oleh Scout of Lampung 01 September 2009 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjpakoOY799Ye-b6xrdV2cX1kW99wKEk7G8AtojDstdDsZTURDYl_vd8Uvhyphenhyphen60m_Li8EXroKuahCMcO12PVTKNelVkiwSkknTHRVpULaPh4NtXCZqCORBZW68RW_BomVDQIlbYA9QblYA/s400/sandi+sungai.JPGSandi sungai juga biasa disebut dengan istilah sandi 5 per 8, karena sandi sederhana ini memiliki 8 buah kolom dan 5 buah baris. Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan kunci di bawah ini.
Cara menulis :Huruf yang berlawanan atau berseberangan.
Contoh : OZO LOWOEO VOQPOQ BYHOS
Dibaca : ADA BAHAYAN JANGAN LEWAT
Pionering beserta tips-tipsnya
palang6666665Pionering adalah salah satu teknik kepramukaan yang mempelajari tentang pembuatan model suatu objek dengan menggunakan peralatan tongkat, tali, maupun stik(tongkat ukurang pendek). Model-model yang dibuat dalam pionering yang sederhana misalnya adalah berupa bentuk jemuran, bintang, dragbar, tiang bendera, dan bentuk sederhana lainnya. Sedangkan bentuk-bentuk yang cukup rumit adalah seperti menara isyarat, menara pengintai, gapura dengan bentuk yang rumit, dan mobil, dan masih banyak lagi. Intinya, dalam pionering sebenarnya hanya terdapat 4 ikatan yaitu ikatan silang, palang, canggah, dan ikatan untuk kaki 3 atau lebih. Yang terpenting adalah kreatifitas dan kemampuan kita dalam pembuatan model yang kita inginkan. Dalam tulisan saya ini akan saya jelaskan definisi dari masing-masing ikatan serta sedikit tips untuk pembuatan ikatan agar lebih rapi dan kuat.




1. Ikatan Palang Ikatan Palang
imagesadalah ikatan yang berguna untuk menggabungkan 2 tongkat yang posisinya saling tegak lurus(membentuk sudut mendekati 90derajat). Langkah pertama yang kita lakukan adalah membuat simpul pangkal di salah satu tongkat. Kedua yaitu mulai mengikat tali pada 2 tongkat dengan pola seperti simpul jangkar, namun diarahkan pada 2 tongkat yang saling menimpa.
Posisikan tongkat secara tegak lurus satu sama lain dan selama proses mengikatkan tali, tangan kiri kita selain memegang tongkat juga harus memegang tali dengan cara menekannya pada tongkat agar selalu kencang. Lakukan pengikatan idealnya 4 ikatan tiap 1 tongkat. Selanjutnya buatlah pengikatan pada tali yang terletak diantara tongkat sebanyak 3 kali, gunanya yaitu untuk mencekik ikatan yang sudah kita buat. Kemudian buat simpul pangkal untuk tahap akhirnya, bisa juga ditambahkan simpul setengah mati.pionering6
2. Ikatan Silang Ikatan palang adalah ikatan yang juga berguna untuk menggabungkan 2 buah tongkat namun dengan posisi tongkat tidak membentuk sudut 90derajat. Langkah pertama adalah buat 1 simpul tambat pada kedua tongkat. Kemudian mulai ikat tali pada tiap 2 sudut tongkat yang saling bertolak belakang. Pengikatannya yaitu dengan cara melintang sebanyak 4 ikatan.

Ulangi pada sisi satunya. Jika sudah, buat pengikatan tali untuk mencekik ikatan yang sudah dibuat. Untuk kekuatan ikatan, gunakan tips diatas(ikatan palang). Langkah akhir adalah membuat simpul pangkal+setengah mati.

3. Ikatan canggah(Menyambung Tongkat) Ikatan Canggah adalah ikatan yang berguna untuk menyambung 2 tongkat yang posisinya saling berpelurus.
Ikatan canggah dapat dilakukan menggunakan tali 5 meter atau 10 meter. Namun untuk efisiensi waktu tali dengan panjang 5 meter sudah cukup. Pertama, tali kita bagi menjadi 2 bagian. Kemudian susun tongkat saling berpelurus dengan overlap kedua tongkat sepanjang 30cm. Posisikan tongkat dilantai, kemudian gunakan setiap bagian tali untuk menyusuk tali masing-masing sisi tongkat yang saling overlap.(Gambar menyusul, akan saya ambilkan foto pembuatan langsung)
4. Ikatan kaki 3 atau lebih Ikatan Kaki Tiga atau Lebih adalah ikatan yang berguna untuk menggabungkan 3 tongkat atau lebih dengan posisi saling sejajar atau sebagian saling berpelurus. Langkah-langkahnya adalah susun tongkat saling berpelurus atau saling sejarar. Kemudian lakukan simpul pangkal pada salah satu tongkat. Langkah selanjutnya adalah mulai mengikta tali pada tongkat sesuai dengan pola anyaman. Lakukan 4 kali agar lebih kuat dan rapi. Setelah itu lakukan pengikatan untuk mencekik ikatan yang sudah dibuat. Langkah terakhir adalah buat simpul pangkal+setengah mati.
pionering7



Tidak ada komentar:

Posting Komentar