UNDANG-UNDANG DASAR
NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
PEMBUKAAN
(Preambule)
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu
ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan
kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan
selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rakhmat Allah Yang Maha
Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan
kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk
membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar
Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
TRI SATYA
Demi kehormatanku aku berjanji akan Bersungguh-sungguh:
Menjalankan kewajian tuhan dan negra kesatuan republik indonesia,
menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat, menepati dasa darma
DASA DARMA PRAMUKA
Pramuka itu :
1.
Takwa kepada
tuhan yang maha Esa.
2.
Cinta Alam dan
kasih sayang sesama manusia
3.
Patriot yang
sopan dan kesatria
4.
Patuh dan suka
bermusyawarah
5.
Rela menolong
dan tabah
6.
Rajin terampil
dan gembira
7.
Hemat cermat
dan bersahaja
8.
Disiplin berani
dan setia
9.
Bertanggung
jawab dan dapat di percaya
10.
Suci dalam
pikiran perkataan dan perbuatan
v
Sejarah
Syeh Nawawi Al-Banteni
Syekh
Nawawi Tanara Banten memiliki nama lengkap Abu Abd al-Mu’ti Muhammad Nawawi ibn
Umar al- Tanara al-Jawi al-Bantani. Beliau lebih dikenal dengan sebutan
Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani. Dilahirkan di Kampung Tanara, Kecamatan
Tirtayasa Kabupaten Serang, Banten pada tahun 1815 M/1230 H. Pada tanggal 25
Syawal 1314 H/1897 Muhammad Nawawi wafat pada usia 84 tahun. Beliau dimakamkan
di Ma’la dekat makam Siti Khadijah, Ummul Mukminin istri Nabi. Sebagai tokoh
kebanggaan umat Islam di Jawa khususnya di Banten, Umat Islam di desa Tanara,
Tirtayasa Banten setiap tahun pada hari Jum’at terakhir bulan Syawwal selalu
diadakan acara khol untuk memperingati jejak meninggalnya Syekh Nawawi Banten.
Ayah beliau bernama Syekh Umar, seorang pejabat penghulu yang memimpin Masjid.
Dari silsilahnya, Syekh Nawawi merupakan keturunan kesultanan yang ke-12 dari
Maulana Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati, Cirebon), yaitu keturunan dari
putra Maulana Hasanuddin (Sultan Banten I) yang bemama Sunyararas (Tajul
‘Arsy).
Nasabnya
bersambung dengan Nabi Muhammad melalui Imam Ja’far As- Shodiq, Imam Muhammad
al Baqir, Imam Ali Zainal Abidin, Sayyidina Husen, Fatimah al-Zahra. Pada usia
15 tahun, Syekh Nawawi mendapat kesempatan untuk pergi ke Mekkah menunaikan
ibadah haji. Di sana beliau memanfaatkannya untuk belajar ilmu kalam, bahasa
dan sastra Arab, ilmu hadis, tafsir dan terutama ilmu fiqh. Setelah tiga tahun
belajar di Mekkah beliau kembali ke daerahnya tahun 1833 dengan khazanah ilmu
keagamaan yang relatif cukup lengkap untuk membantu ayah beliau mengajar para
santri. Syekh Nawawi yang sejak kecil telah menunjukkan kecerdasannya langsung
mendapat simpati dari masyarakat. Kedatangannya membuat pesantren yang dibina
ayahnya membludak didatangi oleh santri yang datang dari berbagai pelosok.
Namun hanya beberapa tahun kemudian beliau memutuskan berangkat lagi ke Mekkah
sesuai dengan impian beliau untuk mukim dan menetap di sana. Di Mekkah Syekh
Nawawi melanjutkan belajar pada guru-guru yang terkenal, pertama kali beliau
mengikuti bimbingan dari Syeikh Ahmad Khatib Sambas (Penyatu Thariqat
Qodiriyah-Naqsyabandiyah di Indonesia) dan Syekh Abdul Gani Duma, ulama asal
Indonesia yang bermukim di sana. Setelah itu belajar pada Sayid Ahmad Dimyati,
Ahmad Zaini Dahlan yang keduanya di Mekkah. Sedang di Madinah, Syekh Nawawi
belajar pada Muhammad Khatib al-Hanbali. Kemudian beliau melanjutkan
pelajarannya pada ulama-ulama besar di Mesir dan Syam (Syiria). Menurut
penuturan Abdul Jabbar bahwa Syekh Nawawi juga pemah melakukan perjalanan
menuntut ilmunya ke Mesir. Salah satu Guru utamanya pun berasal dari Mesir
seperti SyekhYusuf Sumbulawini dan Syekh Ahmad Nahrawi. Setelah memutuskan
untuk memilih hidup di Mekkah dan meninggalkan kampung halamannya beliau
menimba ilmu lebih dalam lagi di Mekkah selama 30 tahun. Kemudian pada tahun
1860 Syekh Nawawi mulai mengajar di lingkungan Masjid al-Haram. Prestasi
mengajarnya cukup memuaskan karena dengan kedalaman pengetahuan agamanya,
beliau tercatat sebagai Ulama di sana. Pada tahun 1870 kesibukannya bertambah
karena beliau harus banyak menulis kitab.
Inisiatif
menulis, banyak datang dari desakan sebagian kolegan beliau yang meminta untuk
menuliskan beberapa kitab. Kebanyakan permintaan itu datang dari sahabat beliau
yang berasal dari Jawa, karena dibutuhkan untuk dibacakan kembali di daerah
asalnya. Desakan itu dapat terlihat dalam setiap karya Syekh Nawawi yang sering
ditulis atas permohonan sahabatnya. Kitab-kitab yang ditulisnya sebagian besar
adalah kitab-kitab komentar (syarh) dari karya-karya ulama sebelumnya yang
populer dan dianggap sulit dipahami orang awam. Alasan menulis syarh selain karena permintaan orang lain,
Syekh Nawawi juga berkeinginan untuk melestarikan karya pendahulunya yang
sering mengalami perubahan (ta’rif) dan pengurangan. Dalam menyusun karyanya
Syekh Nawawi selalu berkonsultasi dengan ulama-ulama besar lainnya, sebelum
naik cetak naskahnya terlebih dahulu dibaca oleh mereka. Dilihat dari berbagai
tempat kota penerbitan dan seringnya mengalami cetak ulang sebagaimana terlihat
di atas maka dapat dipastikan bahwa karya tulisnya cepat tersiar ke berbagai
penjuru dunia sampai ke daerah Mesir dan Syiria. Karena karyanya yang tersebar
luas dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan padat isinya ini, nama
Syekh Nawawi bahkan termasuk dalam kategori salah satu ulama besar di abad ke
14 H/19 M. Karena kemasyhurannya ia mendapat gelar: A ‘yan ‘Ulama’ al-Qarn al-RaM’
‘Asyar Li al-Hijrah,. AI-Imam al-Mul1aqqiq wa al-Fahhamah al-Mudaqqiq, danSayyid
‘Ulama al-Hijaz. Kesibukannya dalam menulis membuat Syekh Nawawi kesulitan
dalam mengorganisir waktu sehingga tidak jarang untuk mengajar para pemula
beliau sering mendelegasikan siswa-siswa seniornya untuk membantu beliau. Cara
ini kelak ditiru sebagai metode pembelajaran di beberapa pesantren di pulau
Jawa. Di sana santri pemula dianjurkan harus menguasai beberapa ilmu dasar
terlebih dahulu sebelum belajar langsung pada Syekh, agar proses pembelajaran
dengan Syekh tidak mengalami kesulitan.
Bidang
Teologi karya-karya besar Nawawi yang gagasan pemikiran pembaharuannya
berangkat dari Mesir, sesungguhnya terbagi dalam tujuh kategorisasi bidang;
yakni :
bidang tafsir, tauhid, fiqh,tasawuf, sejarah nabi, bahasa dan retorika.
Hampir semua bidang ditulis dalam beberapa kitab kecuali bidang tafsir yang
ditulisnya hanya satu kitab. Dari banyaknya karya yang beliau tulis ini dapat
dijadikan bukti bahwa memang Syeikh Nawawi adalah seorang menulis produktif
multidisiplin, beliau banyak mengetahui semua bidang keilmuan Islam. Luasnya
wawasan pengetahuan Nawawi yang tersebar membuat kesulitan bagi pengamat untuk
menjelajah seluruh pemikirannya secara konprehenshif-utuh. Dalam beberapa
tulisannya seringkali Syekh Nawawi mengaku sebagai penganut teologi Asy’ari
(al-Asyari al-I’tiqodiy). Karya-karyanya yang banyak dikaji di Indonesia di
bidang ini diantaranya: Fath ai-MajidTijan al-Durari Nur al Dzulamal-Futuhat
al-Madaniyahal-Tsumar al-Yaniah Bahjat al-Wasail Kasyifat as-Suja dan Mirqat
al-Su’ud. Sejalan dengan prinsip pola pikir yang dibangunnya, dalam bidang
teologi Syekh Nawawi mengikuti aliran teologi Imam Abu Hasan al-Asyari dan Imam
Abu Manshur al-Maturidi. Sebagai penganut Asyariyah Syekh Nawawi banyak
memperkenalkan konsep sifat-sifat Allah. Seorang muslim harus mempercayai bahwa
Allah memiliki sifat yang dapat diketahui dari perbuatannya, karena sifat Allah
adalah perbuatanNya. Beliau membagi sifat Allah dalam tiga bagian :
wajib, mustahil dan mumkin.
Sifat Wajib adalah sifat yang pasti melekat pada
Allah dan mustahil tidak adanya, dan sifat mustahil adalah sifat yang pasti tidak melekat
pada Allah dan wajib tidak adanya, sementara mumkin adalah sifat yang boleh ada dan tidak ada
pada Allah. Meskipun Syekh Nawawi bukan orang pertama yang membahas konsep
sifatiyah Allah, namun dalam konteks Indonesia Nawawi dinilai orang yang
berhasil memperkenalkan teologi Asyari sebagai sistem teologi yang kuat di
negeri ini. Kemudian mengenai dalil naqliy dan ‘aqliy, menurut beliau harus
digunakan bersama-sama, tetapi terkadang bila terjadi pertentangan di antara
keduanya maka naql harus didahulukan. Kewajiban seseorang untuk meyakini segala
hal yang terkait dengan keimanan terhadap keberadaan Allah hanya dapat
diketahui oleh naql, bukan dari aql. Bahkan tiga sifat di atas pun
diperkenalkan kepada Nabi. Dan setiap mukallaf diwajibkan untuk menyimpan rapih
pemahamannya dalam benak akal pikirannya.Tema yang perlu diketahui di sini
adalah tentang Kemahakuasaan Allah (Absolutenes of God). Sebagaimana teolog
Asy’ary lainnya, Syekh Nawawi menempatkan dirinya sebagai penganut aliran yang
berada di tengah-tengah antara dua aliran teologi ekstrim:
Qadariyah dan Jabbariyah, sebagaimana dianut
oleh ahlussunnah wal-Jama’ah. Beliau mengakui Kemahakuasaan Tuhan tetapi
konsepnya ini tidak sampai pada konsep jabariyah yang meyakini bahwa sebenarnya
semua perbuatan manusia itu dinisbatkan pada Allah dan tidak disandarkan pada
daya manusia, manusia tidak memiliki kekuatan apa-apa. Untuk hal ini dalam
konteks Indonesia, sebenamya Syekh Nawawi telah berhasil membangkitkan dan
menyegarkan kembali ajaran Agama dalam bidang teologi dan berhasil mengeliminir
kecenderungan meluasnya konsep absolutisme Jabbariyah di Indonesia dengan
konsep tawakkal bi Allah. Sayangnya sebagian sejarawan modern terlanjur
menuding teologi Asyariyah sebagai sistem teologi yang tidak dapat menggugah
perlawanan kolonialisme. Padahal fenomena kolonialisme pada waktu itu telah
melanda seluruh daerah Islam dan tidak ada satu kekuatan teologi pun yang dapat
melawannya, bahkan daerah yang bukan Asyariyah pun turut terkena.
Dalam
konteks Islam Jawa, teologi Asyariyah dalam kadar tertentu sebenarnya telah
dapat menumbuhkan sikap merdekanya dari kekuatan lain setelah tawakkal kepada
Allah. Melalui konsep penyerahan diri kepada Allah umat Islam disadarkan bahwa
tidak ada kekuatan lain kecuali Allah. Kekuatan Allah tidak terkalahkan oleh
kekuatan kolonialis. Di sinilah letak peranan Syekh Nawawi dalam pensosialisasian
teologi Asyariyahnya yang terbukti dapat menggugah para muridnya di Mekkah
berkumpul dalam “koloni Jawa”. Dalam beberapa kesempatan Nawawi sering
memprovokasi bahwa bekerja sama dengan kolonial Belanda (non muslim) haram
hukumnya. Dan seringkali kumpulan semacam ini selalu dicurigai oleh kolonial
Belanda karena memiliki potensi melakukan perlawanan pada mereka. Sementara di
bidang fikih tidak berlebihan jika Syeikh Nawawi dikatakan sebagai “obor”
mazhab imam Syafi’i untuk konteks Indonesia. Melalui karya-karya fiqh beliau
seperti: Syarh Safinat a/-Naja, Syarh Sullam al/Taufiq, Nihayat a/-Zain fi
Irsyad a/-Mubtadi’in dan Tasyrih ala Fathul Qarib, sehingga Syekh Nawawi
berhasil memperkenalkan madzhab Syafi’i secara sempurna. Dan atas dedikasi Syekh
Nawawi yang mencurahkan hidupnya hanya untuk mengajar dan menulis beliau
mendapat apresiasi luas dari berbagai kalangan. Hasil tulisannya yang sudah
tersebar luas setelah diterbitkan di berbagai daerah memberi kesan tersendiri
bagi para pembacanya. Pada tahun 1870 para ulama Universitas al-Azhar Mesir pernah mengundang beliau untuk
memberikan kuliah singkat di suatu forum diskusi ilmiyah. Mereka tertarik untuk
mengundang karena nama Syekh Nawawi sudah dikenal melalui karya-karyanya yang
telah banyak tersebar di Mesir.
Sufi
brilian sejauh itu dalam bidang tasawuf, Syekh Nawawi dengan aktivitas
intelektualnya mencerminkan beliau bersemangat menghidupkan disiplin ilmu-ilmu
agama. Dalam bidang ini beliau memiliki konsep yang identik dengan tasawuf.
Dari karyanya saja Syekh Nawawi menunjukkan diri beliau seorang sufi brilian,
beliau banyak memiliki tulisan di bidang tasawuf yang dapat dijadikan sebagai
rujukan standar bagi seorang sufi. Brockleman,
seorang penulis dari Belanda mencatat ada 3 karya Nawawi yang dapat
merepresentasikan pandangan tasawufnya : yaitu: Misbah al-Zulam, Qami’
al-Thugyan dan Salalim al Fudala. Di sana Nawawi banyak sekali merujuk kitab
Ihya ‘Ulumuddin al-Ghazali. Bahkan kitab ini merupakan rujukan penting bagi
setiap tarekat. Pandangan tasawuf beliau meski tidak tergantung pada gurunya
(pamannya sendiri) Syekh Abdul Karim, seorang ulama tasawuf asal Jawi yang
memimpin sebuah organisasi tarekat. Namun atas pilihan karir dan pengembangan
spesialisasi ilmu pengetahuan yang ditekuni serta tuntutan masyarakat beliau
tidak mengembangkan metoda tarbiyah tasawuf seperti guru-guru beliau.
Ketasawufan beliau dapat dilihat dari pandangan beliau terhadap keterkaitan
antara praktek tarekat, syariat dan hakikat sangat erat. Untuk memahami lebih mudah
dari keterkaitan ini, Syekh Nawawi mengibaratkan syariat dengan sebuah kapal,
tarekat dengan lautnya dan hakekat merupakan intan dalam lautan yang dapat
diperoleh dengan kapal berlayar di laut. Dalam proses
pengamalannya Syariat (hukum) dan tarekat merupakan awal dari perjalanan
(ibtida’i) seorang sufi, sementara
hakikat dan ma’rifat adalah hasil dari syariat dan tarikat. Pandangan ini mengindikasikan bahwa
Syekh Nawawi tidak menolak praktek-praktek tarekat selama tarekat tersebut
tidak mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran syariat Islam.
Paparan konsep tasawufnya ini tampak pada konsistensi dengan pijakannya
terhadap pengalaman spiritualitas ulama salaf. Tema-tema yang beliau gunakan
tidak jauh dari rumusan ulama tasawuf klasik. Model paparan tasawuf inilah yang
membuat Nawawi harus dibedakan dengan tokoh sufi Indonesia lainnya. Syekh
Nawawi dapat dibedakan dari karakteristik tipologi tasawuf Indonesia, seperti
Hamzah Fansuri, Nuruddin al-Raniri, Abdurrauf Sinkel dan sebagainya.Tidak seperti
sufi Indonesia lainnya yang lebih banyak porsinya dalam menyadur teori-teori
genostik Ibnu Arabi, Nawawi justru menampilkan tasawuf yang moderat antara
hakikat dan syariat. Dalam formulasi pandangan tasawufnya tampak terlihat upaya
perpaduan antara fiqh dan tasawuf. Beliau lebih Ghazalian (mengikuti
Al-Ghazali) dalam hal ini. Dalam kitab tasawufnya Salalim al-Fudlala, terlihat
Syekh Nawawi bagai seorang sosok al-Ghazali di era modern. Beliau lihai dalam
mengurai kebekuan dikotomi fiqh dan tasawuf. Sebagai contoh dapat
dilihat dari pandangan beliau tentang ilmu alam lahir dan ilmu alam batin. Ilmu
lahiriyah dapat diperoleh dengan proses ta’alum (berguru) dan tadarrus (belajar) sehingga mencapai derajat ‘alim’ sedangkanilmu batin dapat diperoleh melului proses dzikr, muraqabah dan musyahadah sehingga mencapai derajat ‘Arif’. Seorang Abid diharapkan tidak hanya
menjadi alim yang banyak mengetahui ilmu-ilmu lahir saja tetapi juga harus
arif, memahami rahasia spiritual ilmu batin. Bagi Nawawi Tasawuf berarti
pembinaan etika (Adab). Penguasaan
ilmu lahiriah semata tanpa penguasaan ilmu batin akan berakibat terjerumus
dalam kefasikan, sebaliknya seseorang berusaha
menguasai ilmu batin semata tanpa dibarengi ilmu lahir akan terjerumus ke dalam
zindiq. Jadi keduanya tidak dapat dipisahkan dalam upaya pembinaan etika
atau moral (Adab). Selain itu ciri yang menonjol dari sikap kesufian Syekh
Nawawi adalah sikap moderatnya. Sikap moderat ini terlihat ketika beliau
diminta fatwanya oleh Sayyid Ustman bin Yahya, orang Arab yang menentang
praktek tarekat di Indonesia, tentang tasawuf dan praktek tarekat yang
disebutnya dengan “sistem yang durhaka”. Permintaan Sayyid Ustman ini bertujuan
untuk mencari sokongan dari Nawawi dalam mengecam praktek tarekat yang dinilai
oleh pemerintah Belanda sebagai penggerak pemberontakan Banten 1888. Namun
secara hati-hati Syekh Nawawi menjawab dengan bahasa yang manis tanpa
menyinggung perasaan Sayyid Ustman. Sebab Syekh Nawawi tahu bahwa di satu sisi
beliau memahami kecenderungan masyarakat Jawi yang senang akan dunia spiritual
di sisi lain ia tidak mau terlibat langsung dalam persoalan politik.
Setelah
karyanya banyak masuk di Indonesia wacana keislaman yang dikembangkan di
pesantren mulai berkembang. Misalkan dalam laporan penelitian Van Brunessen
dikatakan bahwa sejak tahun 1888 M, bertahap kurikulum pesantren mulai ada
perubahan mencolok. Bila sebelumnya seperti dalam catatan Van Den Berg dikatakatan tidak ditemukan sumber
referensi di bidang Tafsir, Ushl al-Fiqh dan Hadits, sejak saat itu bidang
keilmuan yang bersifat epistemologis tersebut mulai dikaji. Menurutnya
perubahan tiga bidang di atas tidak terlepas dari jasa tiga orang alim
Indonesia yang sangat berpengaruh: Syekh Nawawi Banten sendiri yang telah
berjasa dalam menyemarakkan bidang tafsir, Syekh Ahmad Khatib (wafat 1915) yang
telah berjasa mengembangkan bidang Ushul Fiqh dengan kitabnya al-Nafahat ‘Ala
Syarh al-Waraqat, dan Syekh Mahfuz Termas (1919 M) yang telah berjasa dalam
bidang Ilmu Hadis. Sebenarnya karya-karya Syekh Nawawi tidak hanya banyak
dikaji dan dipelajari di seluruh pesantren di Indonesia tetapi bahkan di
seluruh wilayah Asia Tenggara. Tulisan-tulisan
Nawawi dikaji di lembaga-lembaga pondok tradisional di Malaysia, Filipina dan
Thailand. Karya Nawawi diajarkan di sekolah-sekolah agama di Mindanao (Filipina
Selatan), dan Thailand. Menurut Ray Salam T. Mangondanan, peneliti di Institut
Studi Islam, University of Philippines, pada sekitar 40 sekolah agama di
Filipina Selatan yang masih menggunakan kurikulum tradisional. Selain itu
Sulaiman Yasin, seorang dosen di Fakultas Studi Islam, Universitas Kebangsaan
di Malaysia, mengajar karya-karya Syekh Nawawi sejak periode 1950-1958 di Johor
dan di beberapa sekolah agama di Malaysia. Di kawasan Indonesia menurut Martin
Van Bruinessen yang sudah meneliti kurikulum kitab-kitab rujukan di 46 Pondok
Pesantren Klasik 42 yang tersebar di Indonesia mencatat bahwa karya-karya
Nawawi memang mendominasi kurikulum Pesantren. Sampai saat ia melakukan
penelitian pada tahun 1990 diperkirakan pada 22 judul tulisan Nawawi yang masih
dipelajari di sana. Dari 100 karya populer yang dijadikan contoh penelitiannya
yang banyak dikaji di pesantren-pesantren terdapat 11 judul populer di
antaranya adalah karya Syekh Nawawi. Penyebaran karya Syekh Nawawi tidak lepas
dari peran murid-murid beliau. Di Indonesia murid-murid Syekh Nawawi termasuk
tokoh-tokoh nasional Islam yang cukup banyak berperan selain dalam pendidikan
Islam juga dalam perjuangan nasional. Di antaranya adalah : K.H Hasyim Asyari
dari Tebuireng Jombang, Jawa Timur. (Pendiri organisasi Nahdlatul Ulama), K.H
Kholil dari Bangkalan, Madura, Jawa Timur, K.H Asyari dari Bawean, yang menikah
dengan putri Syekh Nawawi, Nyi Maryam, K.H Najihun dari Kampung Gunung, Mauk,
Tangerang yang menikahi cucu perempuan Syekh Nawawi, Nyi Salmah bint Rukayah
bint Nawawi, K.H Tubagus Muhammad Asnawi dari Caringin Labuan, Pandeglang
Banten, K.H Ilyas dari kampung Teras, Tanjung Kragilan, Serang, Banten, K.H Abd
Gaffar dari Kampung Lampung, Kec. Tirtayasa, Serang Banten, K.H Tubagus Bakri
dari Sempur, Purwakarta, KH. Jahari Ceger Cibitung Bekasi Jawa Barat.
Penyebaran karyanya di sejumlah pesantren yang tersebar di seluruh wilayah
nusantara ini memperkokoh pengaruh ajaran Nawawi. Penelitian Zamakhsyari Dhofir
mencatat pesantren di Indonesia dapat dikatakan memiliki rangkaian geneologi
yang sama. Polarisasi pemikiran modernis dan tradisionalis yang berkembang di
Haramain seiring dengan munculnya gerakan pembaharuan Afghani dan Abduh, turut
mempererat soliditas ulama tradisional di Indonesia yang sebagaian besar adalah
sarjana-sarjana tamatan Mekkah dan Madinah. Bila ditarik simpul pengikat di
sejumlah pesantren yang ada maka semuanya dapat diurai peranan kuatnya dari
jasa enam tokoh ternama yang sangat menentukan warna jaringan intelektual
pesantren, Mereka adalah Syekh
Ahmad Khatib Syambas, Syekh
Nawawi Banten, Syekh Abdul
Karim Tanara, Syekh Mahfuz
Termas, Syekh Kholil
Bangkalan Madura, dan Syekh
Hasyim Asy’ari. Tiga tokoh yang pertama merupakan guru dari tiga tokoh
terakhir. Mereka berjasa dalam menyebarkan ide-ide pemikiran gurunya.
Karya-karya Syekh Nawawi yang tersebar di beberapa pesantren, tidak lepas dari
jasa mereka. K.H. Hasyim Asya’ari, salah seorang murid Syekh Nawawi terkenal
asal Jombang, sangat besar kontribusinya dalam memperkenalkan kitab-kitab
Nawawi di pesantren-pesantren di Jawa. Dalam merespon gerakan reformasi untuk
kembali kepada al-Qur’an di setiap pemikiran Islam, misalkan, K.H. Hasyim
Asya’ari lebih cenderung untuk memilih pola penafsiran Marah Labid karya Nawawi
yang tidak sama sekali meninggalkan karya ulama Salaf. Meskipun beliau senang membaca
Kitab tafsir al-Manar karya seorang reformis asal Mesir, Muhammad Abduh, tetapi
karena menurut penilaiannya Abduh terlalu sinis mencela ulama klasik beliau
tidak mau mengajarkannya pada santri dan lebih senang memilih kitab gurunya.
Dua tokoh murid Syekh Nawawi lainnya berjasa di daerah asalnya, Syekh Kholil
Bangkalan dengan pesantrennya di Madura tidak bisa dianggap kecil perannya
dalam penyebaran karya Nawawi. Begitu juga denganSyekh Abdul Karim yang berperan di Banten dengan
Pesantrennya, dia terkenal dengan nama Syekh
Ageng. Melalui tarekat Qadiriyah wan Naqsyabandiyah, Syekh Ageng menjadi
tokoh sentral di bidang tasawuf di daerah Jawa Barat. Kemudian ciri geneologi
pesantren yang satu sarana lain terkait juga turut mempercepat penyebaran
karya-karya Nawawi, sehingga banyak dijadikan referensi utama. Bahkan untuk
kitab tafsir karya Nawawi telah dijadikan sebagai kitab tafsir kedua atau
ditempatkan sebagai tingkat mutawassith (tengah) di dunia Pesantren setelah
tafsir Jalalain.
Peranan
Syekh, para pemimpin pondok pesantren dalam memperkenalkan karya Syekh Nawawi
sangat besar sekali. Mereka di berbagai pesantren merupakan ujung tombak dalam
transmisi keilmuan tradisional Islam. Para Syekh didikan K.H Hasyim Asyari
memiliki semangat tersendiri dalam mengajarkan karya-karya Nawawi sehingga
memperkuat pengaruh pemikiran Syekh Nawawi. Dalam bidang tasawuf saja kita bisa
menyaksikan betapa Syekh Nawawi banyak mempengaruhi wacana penafsiran sufistik
di Indonesia. Pesantren yang menjadi wahana penyebaran ide penafsiran Nawawi
memang selain mejadi benteng penyebaran ajaran tasawuf dan tempat pengajaran kitab kuning juga merupakan wahana sintesis dari
dua pergulatan antara tarekat heterodoks versus tarekat ortodoks di satu sisi dan pergulatan antara gerakan fiqh versus gerakan tasawuf di sisi lain. Karya-karyanya di bidang
tasawuf cukup mempunyai konstribusi dalam melerai dua arus tasawuf dan fiqh
tersebut. Dalam hal ini Nawawi, ibarat al-Ghazali, telah mendamaikan dua
kecenderungan ekstrim antara tasawuf yang menitik beratkan emosi di satu sisi
dan fiqh yang cenderung rasionalistik di sisi lain.
Share this article :
v Sejarah Kepramukaan Dunia Dan Indonesia
Untuk dapat memahami hakekat
Kepramukaan kita perlu mempelajari sejarah berdirinya dan berkembangnya Gerakan
Pramuka. Kalau kita pelajari sejarah tersebut kita tidak lepas dari riwayat
hidup pendiri Kepramukaan dunia yaitu Lord Robert Baden Powell of Gilwill.
Pengalaman hidup beliau tercetus
untuk mengeluarkan gagasan mengenai pembinaan para remaja di negeri Inggris.
Pembinaan inilah yang kemudian tumbuh berkembang sehingga menjadi Gerakan
Pendidikan Kepramukaan sekarang.
Baden Powell lahir pada
tanggal 22 Februari 1857 di London. Nama yang
sebenarnya adalah Robert Stephenson Smyth, sedangkan ayah beliau
seorang Profesor Geometri di Universitas Oxford, yang bernama Baden
Powell yang meninggal ketika Stephenson masih kecil.
Pengalaman Baden Powell sejak kecil
yang berpengaruh pada kegiatan Kepramukaan yang cukup menarik dan cukup banyak,
antara lain adalah :
1. Ditinggal bapaknya sejak kecil, dan
mendapat Pembinaan watak dari ibunya.
2. Latihan keterampilan berlayar,
berenang, berkemah, olahraga dan lain-lainnya didapat dari kakak-kakaknya.
3. Baden Powell sangat disenangi
teman-temannya karena selalu gembira, lucu, cerdas, suka bermain musik,
bersandiwara, berolahraga, mengrang dan menggambar.
4. Berpengalaman di India sebagai
pembantu Letnan pada resimen 13 Kavaleri yang berhasil mengikuti jejak kuda
yang hilang, dan diketemukan di puncak gunung, serta keberhasilan melatih panca
indera kepada Kimball-O’Hara.
5. Pengalaman terkepung bangsa Boer
dikota Mafeking, Afrika Selatan selama 127 hari, dan kekurangan makan.
6. Berpenglaman mengalahkan kerajaan
Zulu di Afrika dan mengambil kalung manik-manik kayu miliki raja Dini Zulu.
Pengalam ditulis dan dibukukan
menjadi sebuah buku dengan judul “Aids to Scouting” yang sebenarnya memberi
petunjuk kepada tentara muda Inggris, agar dapat melakukan tugas penyelidik
dengan baik. Bukunya sangat menarik, tidak hanya bagi pemuda bahkan orang
dewasa.
Tn.
William Smyth sebagai
salah seorang pimpinan Boys Brigade di Inggris minta agar Baden Powell melatih
anggotanya sesuai dengan cerita pengalaman beliau itu. Lalu dipanggillah
sebanyak 21 orang pemuda dari Boys Brigade di berbagai wilayah negeri Inggris,
diajak berkemah dan berlatih di pulau Brownsea pada tanggal 25 Juli 1907 selama
delapan hari. Pada tahun 1910 Baden Powell minta pensiun dari tentara dengan
pangkat terakhir Letnan Jenderal. Beliau mendapat titel Lord dari
raja Georgepada tahun 1929. Baden Powell menikah dengan Olave
St Clair Soames pada tahun 1912 dan dianugrahi tiga orang anak, yaitu
Hetter,Peter dan Betty. Baden powell meninggal pada tanggal 08 Januari
1941 di Nyeri, Kenya, Afrika.
KEPRAMUKAAN DUNIA.
1. Pada awal tahun 1908 Baden Powell
selalu menulis cerita pengalamannya sebagai bungkus acara latihan Kepramukaan
yang dirintisnya. Kumpulan tulisannya itu kemudian terbit sebagai buku “Scouting
for boys”. Buku ini cepat tersebar ke seluruh negeri Inggris, bahkan
ke negara-negara lainnya, dan berdirilah dimana-mana organisasi Kepramukaan
(yang semula hanya untuk anak laki-laki berusia Penggalang) yangdisebut Roy
Scout.
2. Kemudian disusul berdirinya
organisasi Kepramukaan puteri yang diberi nama Girl Guides atas bantuan Agnes,
adik perempuan Baden Powell, dan kemudian di teruskan oleh Ny. Baden Powell.
3. Tahun 1916 berdiri kelompok Pramuka Siaga yang
disebut CUB (anak serigala) dengan buku The Jungle Book, berisi
cerita tentang MOWGLI anak didik rimba (anak yang dipelihara di hutan oleh
induk serigala) karangan RUDYARD KIPPLING sebagai cerita pembungkus kegiatan
CUB tersebut.
4. Tahun 1918 Baden Powell membentuk
ROVER SCOUT (Pramuka usia Penegak) untuk menampung mereka yang sudah lewat usia
17 tahun, tetapi masih senang giat di bidang Kepramukaan. Tahun 1922 Baden
Powell menerbitkan buku ROVERING TO SUCCES (mengembara menuju bahagia) yang
berisi petunjuk bagi Pramuka Penegak dalam menghadapi hidupnya, agar mencapai
kebahagiaan. Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh
sampannya sendiri menuju ke pantai bahagia, yang dihadapannya terdapat
karang-karang yang berbahaya, yaitu :
a. Karang
perjudian.
b. Karang
Wanita.
c. Karang
Minuman keras dan merokok.
d. Karang
mementingkan diri sendiri dan mengorbankan oranmg lain.
e. Karang
tidak ber-Tuhan.
5.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore sedunia, di Arena
Olympia, London. Baden Powell telah mengundang 27 negara, dan pada saat itu
Baden Powell diangkat sebagaiBapak Pandu Dunia (Chief Scout of
The World).
Tahun 1924 Jambore Dunia II di Emerlunden, Copenhagen,
Denmark.
Tahun 1929 Jambore Dunia III di Arrow Park, Birkenhead,
Inggris.
Tahun 1933 Jambore Dunia IV di Godollo, Budaperst, Hongaria.
Tahun 1937 Jambore Dunia V di Vogelenzang, Bloemendaal,
Belanda.
Tahun 1947 Jambore Dunia VI di Moison, Prancis.
Tahun 1951 Jambore Dunia VII di Salz Kamergut, Austria.
Tahun 1955 Jambore Dunia VIII di Ontaria, Canada.
Tahun 1957 Jambore Dunia IX di Sutton Park, Sutton Codfid,
Inggris.
Tahun 1959 Jambore Dunia X di Makiling, Philipina.
Tahun 1963 Jambore Dunia XI di Marathon, Yunani.
Tahun 1967 Jambore Dunia XII di Idaho. Amerika Serikat.
Tahun 1971 Jambore Dunia XIII di Asagiri, Jepang.
Tahun 1975 Jambore Dunia XIV di Lillahmmer, Norwegia.
Tahun 1979 Jambore Dunia yang seharusnya di Neishaboor, Iran
tetapi dibatalkan.
Tahun 1983 Jambore Dunia XV di Kananaskis, Arberta, Canada.
Tahun 1991 Jambore Dunia XVI di Korea Selatan.
Tahun 1995 Jambore Dunia XVII di Malaysia.
Tahun 1999 Jambore Dunia yang seharusnya dilaksanakan di
Indonesia dibatalkan.
Tahun 2002 Jambore Dunia XVIII di Thailand.
6.
Pada tahun 1914 mulai menulis petunjuk untuk kursus Pembina
Pramuka. Rencana ini baru dapat dilaksanakan mulai tahun 1919. Dari sahabatnya
yang bernama W.F De Bois Mac Laren, Baden Powell mendapat sebidang tanah di
Chingford, yang digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka. Tempat ini
terkenal dengan nama GILWILL PARK.
7.
Sejak tahun 1920 di bentuk dewan Internasional dengan 9
orang anggota dan Biro Kesekretariatnya yang berada di London, Inggris. Pada
tahun 1959 Biro Kepramukaan Dunia (putera) dipindahkan dari London ke Ottawa di
Canada. Tanggal 1 Mei 1968 Biro Kepramukaan Dunia (putera) dipindahkan lagi ke
Genewa, Swiss. Sejak tahun 1920 sampai tahun 1965 Biro Kepramukaan Dunia
dipegang berturut-turut oleh Hubert Martin (Inggris), Kolonel J.S Wilson
(Inggris), Mayor Jenderal D.C Spry (Canada). Tahun 1965 D.C Spry diganti R.T
Lund, sejak 1 mei 1968 dipegang oleh DR. Lazlo Magy sebagai Sekretaris
Jenderal. Biro Kepramukaan dunia (putera) hanya mempunyai 40 orang tenaga staf,
yang ada di Genewa dan 5 kantor kawasan, yaitu Costarica, Mesir, Philipina,
Swiss, dan Nigeria. Bori Kepramukaan Dunia puteri sampai sekarang tetap berada
di London, dan juga mempunyai kantor di lima kawasan, yaitu Eropa, Asia
Pasifik, Arab, Afrika dan Amerika Serikat.
KEPRAMUKAAN INDONESIA
Pendidikan Kepramukaan di Indonesia
merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang penting, yang merupakan
bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, sejarah
Kepramukaan di Indonesia perlu kita pelajari, yaitu dengan maksud :
·
Agar mengetahui proses pembentukkan dan pengembangan Gerakan
Pramuka dan mengetahui pula peranan apa yang dilakukan dalam perjuangan bangsa
Indonesia.
·
Agar mengetahui dan
menginsyafi kedudukan Gerakan Pramuka dalam hubungan dengan sejarah perjuangan
bangsa Indonesia.
·
Agar dapat memahami kebijaksanaan dalam menyelenggarakan
usaha pendidikan Kepramukaan di Indonesia.
1. Pada tahun 1908 Letnan Jenderal Lord
Robert Baden Powell dari Inggris melancarkan suatu gagasan tentang pendidikan
di luar sekolah untuk anak Inggris, dengan tujuan supaya mereka menjadi menusia
Inggris, warga Inggris, dan anggota masyarakat Inggris yang baik, sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan kerajaan Inggris Raya Ketika itu.
2. Untuk itu beliau mengarang suatu
buku yang terkenal, yaitu buku “Scouting for Boys”. Buku ini memuat cerita
pengalaman beliau dan latihan apa yang diperlukan untuk para Pramuka.
3. Gagasan Baden Powell itu jitu,
cemerlang dan sangat menarik sehingga dilaksanakan juga di negara-negara lain,
diantaranya di Nederland (Panvinder, Padvinderij).
4. Oleh orang Belanda gagasan itu
dibawa dan dilaksanakan juga dijajahannya disini (Nederland Oos Indie), dan
didirikan oleh orang-orang Belanda di Indonesia organisasi yang bernama NIPV
(Nederland Indische Padvinders Vereeniging = Persatuan Pandu-pandu Hindia
Belanda).
5. Pemimpin-pemimpin dalam pergerakan
nasional mengambil alih gagasan Baden Powell, dan dibentuklah
orgainisasi-organisasi kepanduan yang bergerak dengan tujuan membentuk manusia
yang baik menjadi kader pergerakan nasional. Didirikan bermacam-macam
organisasi-organisasi kepanduan antara lain JPO (Javaanse Panvinders
Organizatie), JJP (Jong Java Padvindery), NATIPIJ (Nationale Islamitische
Padvindery), SIAP (Sarekat Islam Afdeling Panvindery), HW (Hisbul Wathon) dan
sebagainya.
6. Sumpah Pemuda yang dicetuskan dalam
kongres pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, benar-benar menjiwai pergerakkan
Kepanduan Nasional Indonesia untuk bergerak lebih maju.
7. Adanya larangan pemerintah Hindia
Belanda kepada kepanduan diluar NIPV untuk menggunakan istilah Panvinder dan
Panvindery, maka H. Agus Salim menggunakan istilah pandu dan kepanduan untuk
menggantikan istilah asing padvinder dan Padvindery itu.
8. Dengan meningkatnya kesadaran
Nasional Indonesia, maka timbullah niat untuk menggerakkan persatuan antara
organisasi-organisasi kepanduan ini menjadi kenyataan pada tahun 1930 dengan
adanya INPO (Indonesische Padvinders Organizatie), PK ( Pandu Kesultanan) dan
PPS (Pandu Pemuda Sumatra) berdiri menjadi satu organisasi yaitu KBI (Kepanduan
Bangsa Indonesia) kemudian terbentuklah suatu federasi yang dinamakan Persatuan
Antar Pandu-pandu Indonesia (PAPI) pada tahun 1931, yang kemudian berubah
menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada tahun 1938.
9. Waktu pendudukan Jepang (perang
dunia II) oleh penguasa Jepang di Indonesia organisasi kepanduan di Indonesia
itu dilarang adanya tokoh-tokoh pandu banyak yang masuk dalam organisasi
Seindendan, Keibodandan, Pembela Tanah Air (PETA).
10. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia diwaktu berkobarnya perang kemerdekaan dibentuklah organisasi
kepanduan yang berbentuk kesatuan, yaitu Pandu Rakyat indonesia pada tanggal 28
Desember 1945 di Solo, sebagai satu-satunya organisasi kepanduan didalam
wilayah negara Republik Indonesia.
11. Setelah pengakuan kedaulatan, maka
didalam alam liberal, terbukalah kesempatan kepada siapapun untuk membentuk
organisasi kepanduan. Berdirilah kembali HW, SIAP, Pandu Islam Indonesia, Pandu
Kristen, Pandu Katholik, KBI dal lain-lain.
12. Menjelang tahun 1961 kepanduan
Indonesia telah terpecah-pecah menjaddi lebih dari 100 organisasi kepanduan,
satu keadaan yang terasa sangat lemah, meskipun sebagian dari pada
organisasi-organisasi itu terhimpun dalam tiga federasi organisasi-organisasi
kepanduan putera dan federasi organisasi-organisasi kepanduan puteri yaitu
IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia pada tanggal 13 September 1951), POPPINDO
(Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia pada tahun 1954) dan PKPI
(perserikatan Kepanduan Puteri Indonesia). Tahun 1955 IPINDO berhasil
menyelenggarakan Jambore Nasional I di Pasar Minggu, Jakarta.
13. Mengalami kelemahan itu, maka ketiga
federasi tersebut melebur diri menjadi satu yang diberi nama PERKINDO
(Persatuan Kepanduan Indonesia). Akan tetapi hanya kira-kira 60 buah saja dari
100 lebih organisasi kepanduan itu yang ikut didalam federasi PERKINDO, dan
jumlah anggota secara keseluruhan lebih kurang hanya 500.000 orang.
14. Di dalam federasi itu sebagian dari
60 oraganisasi-organisasi anggota PERKINDO, terutama yang ada dibawah Onderbouw
organisasi politik atau organisasi massa, tetap berhadap-hadapan berlawanan
satu sama lain, sehingga tetap terasa lemahnya Gerakan Kepanduan Indonesia.
15. PERKINDO membentuk suatu panitia
untuk memikirkan suatu jalan keluar. Panitia itu menyimpulkan bahwa selain
terpecah-pecah, gerakan kepanduan Indonesia itu lemah pula karena terpukau
dalam cengkeraman gaya lama yang tradisionil dari kepanduan Inggris, pembawaan
dari luar negeri. Hal ini mengakibatkan bahwa pendidikan yang diselenggarakan
oleh Gerakan Kepanduan Indonesia itu belum disesuaikan dengan keadaan dan
kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia, maka ketika itu Gerakan Kepanduan
Indonesia kurang memperoleh tanggapan dari bangsa dan masyarakat Indonesia.
16. Kelemahan Gerakan Kepanduan
Indonesia itu masih dipergunakan oleh pihak komunis sebagai alasan untuk
memaksa Gerakan Kepanduan Indonesia menjadi Gerakan Pionier Muda seperti yang
terdapat di negara-negara Komunis.
17. Akan Tetapi kekuatan Pancasila
didalam PERKINDO menentangnya, dan dengan bentuan Perdana Menteri Juanda, dan
dengan bantuan mereka menghasilkan Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor
238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka, yang pada tanggal 20 Mei 1961
ditanda-tangani oleh Ir. Juanda sebagai pejabat Presiden Republik Indonesia,
karena Presiden Soekarno sedang berkunjung ke negeri Jepang.
18. Gerakan Pramuka adalah suatu
perkumpulan yang berstatus non-govermental (bukan badan pemerintah), dan yang
berbentuk kesatuan, Gerakan Pramuka diselenggrakan menurut jalan aturan
demokrasi, dengan pengurusnya (Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, Kwartir
Cabang, Kwartir Ranting) dipilih didalam musyawarah.
19. Semua organisasi-organisasi
kepanduan di Indonesia, kecuali yang diselenggarakan oleh komunis melebur diri
dalam Gerakan Pramuka.
20. Didalam Keputusan Presiden nomor 238
tahun 1961 tersebut diatas, Gerakan Pramuka oleh pemerintah ditetapkan sebagai
satu-satunya badan diwilayah Republik Indonesia yang diperbolehkan
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak-anak dan pemuda-pemuda
Indonesia, organisasi lain yang menyerupai, yang sama dan yang sama sifatnmya
dengan Gerakan Pramuka dilarang adanya.
21. Didalam Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka ditetapkan dasar Gerakan Pramuka adalah Pancasila dan didalam Anggaran
Dasar itu ditetapkan pula bahwa Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak
dan pemuda-pemuda Indonesia dengan Prinsip Dasar dan Metodik Pendidikan
Kepramukaan yang pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan
perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar supaya menjadi
manusia-manusia Indonesia yang baik, anggota masyarakat Indonesia yang berguna
bagi pembangunan bangsa dan negara.
22. Ketentuan didalam Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka tentang Prinsip Dasar dan Metodik Pendidikan Kepramukaan yang
pelaksanaannya diserasikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa
dan masyarakat Indonesia itu yang nyata kemudian membawa banyak perubahan, yang
membawa Gerakan Pramuka dapat mengembangkan kegiatannya secara meluas. Prinsip
Dasar dan Metodik pendidikan Kepramukaan sebagaimana dirumuskan oleh Lord
Robert Baden Powell itu tetap dipegang, akan tetapi cara pelaksanaannya itu
dirubah, yaitu diserasikan dengan keadaan dan kebutuhan nasional di Indonesia,
dengan keadaan dan kebutuhan lokal masing-masing desa di Indonesia.
23. Gerakan Pramuka itu ternyata jauh
lebih kuat organisasinya, dan nyata memperoleh tanggapan dari masyarakat luas,
sehingga dalam waktu singkat organisasinya telah berkembang dari kota-kota
sampai- kampung-kampung dan desa-desa. Jumlah anggotanya meningkat pesat.
24. Kemajuan pesat itu adalah juga
berkat sistem Majelis Pembimbing yang dijalankan oleh Gerakan Pramuka pada tiap
tingkat, dari tingkat Nasional sampai tingkat Gugusdepan.
25. Mengingat bahwa kira-kira 80% dari
pada penduduk Indonesia tinggal di desa dan mengingat pula bahwa kira-kira 75%
adalah keluarga petani, maka Kwartir Nasional Gerakan Pramuka pada tahun
organisasi yang pertama (tahun 1961) sudah menganjurkan supaya Pramuka
menyelenggarakan kegiatan dibidang pembangunan masyarakat desa.
26. Pelaksanaan anjuran itu, terutama di
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta, kemudian Jawa Timur dan Jawa Barat
telah menarik perhatian pemimpin-pemimpin masyarakat Indonesia. Maka pada tahun
1966 Menteri Pertanian dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengeluarkan
instruksi bersama, yaitu tentang pembentukan Satuan Karya Pramuka Tarunabumi.
27. Satuan-satuan Karya Pramuka
Tarunabumi itu dibentuk dan diselenggarakan khsus memungkinkan adanya
kegiatan-kegiatan Pramuka dibidang Pendidikan cinta pembangunan pertanian dan
pembangunan masyarakat desa secara lebih nyata dan lebih intensif. Disamping
itu ada pula Satuan Karya Pramuka Dirgantara, Satuan Karya Pramuka Bahari,
Satuan Karya Pramuka Bhayangkara, yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
dibidang pendidikan cinta Dirgantara, pendidikan cinta Bahari, dan pendidikan
cinta Ketertiban masyarakat. Satuan-satuan Karya Pramuka tersebut terdiri dari
Pramuka Penegak (16 sampai dengan 20 tahun) dan Pramuka Pandega (12 sampai
dengan 25 tahun) yang berminat. Pramuka Siaga dan Pramuka Penggalang, yaitu
yang berusia 7 sampai dengan 10 tahun dan 11 sampai dengan 15 tahun, tidak ikut
dalam Satuan Karya Pramuka tersebut, akan tetapi para Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega dalam Gugusdepannya menjadi Instruktur bagi adik-adiknya dan
rekan-rekannya Pramuka dalam kecakapan yang diperolehnya sebagai anggota Satuan
Karya Pramuka yang dimaksudkan.
28. Kegiatan-kegiatan Satuan Karya
Pramuka Tarunabumi ternyata membawa pembaharuan bahkan membawa juga semangat
untuk mengusahakan penemuan-penemuan baru (Inovasi) pada pemuda-pemuda desa
yang selanjutnya mempengaruhi seluruh rakyat desa.
29. Perluasan Gerakan Pramuka sampai di
desa-desa, kegiatan dibidang pembangunan pertanian dan pembangunan masyarakat
desa, dan pembentukan serta penyelenggaraan Satuan-satuan Karya Pramuka
Tarunabumi, telah mengalami kemajuan pesat, sehingga menarik perhatian Badan
Internasional seperti FAO, UNICEF, UNESCO, ILO dan BOY SCOUT WORLD BUREAU.
30. Dalam perkembangan masyarakat
Indonesia dewasa ini, dihadapi berbagai problem-problem social kepadatan
penduduk, urbanisasi dan sebaginya. Berhubungan dengan itu maka pada tahun 1970
Menteri Transmigrasi dan Koperasi dan Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
mengeluarkan instruksi yaitu tentang Partisipasi Gerakan Pramuka dalam
menyelenggarakan transmigrasi dan Pembinaan Gerakan Koperasi.
31. Dan berhubung dengan masalah droup
outs (anak-anak yang berhenti sekolah ditengah jalan), maka Gerakan Pramuka
juga mengarahkan perhatiannya kepada pendidikan kejuruan, untuk memberi bekal
hidup kelak kepada anak-anaknya, pemuda-pemuda terutama pada droup outs itu.
Untuk itu diadakan kerjasama dengan Departemen Perindustrian.
32. Dalam Rangka usaha peningkatan
kecakapan, keterampilan dan bakti masyarakat, Gerakan Pramuka mengadakan
kerjasama dengan banyak instansi seperti Palang Merah Indonesia, Bank
Indonesia, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Departemen Agama dan lain-lain.
Pakaian Seragam Anggota Gerakan
Pramuka Terbaru 2013
SK KWARNAS TENTANG PAKAIAN
SERAGAM
ANGGOTA GERAKAN PRAMUKA TERBARU 2013
Gerakan Pramuka melakukan perubahan
pakaian seragam pramuka yang diatur dalam Surat Keputusan Kwartir Nasional
Nomor 174 Tahun 2012 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pakaian Seragam Anggota
Gerakan Pramuka yang menggantikan Keputusan Kwartir nasional Gerakan Pramuka
Nomor 226 Tahun 2007. Dalam Petunjuk Penyelenggaraan tersebut terdapat
perubahan Pakaian seragam anggota Gerakan Pramuka dari seragam yang lama ke
Seragam yang baru.
Ada beberapa perubahan atau
perbedaan yang mencolok antara seragam yang baru dengan seragam yang lama,
antara lain :
1. Pada pakaian seragam tingkat Pramuka
Siaga putera maupun puteri, adanya penambahan berupa list berwarna coklat tua
pada bagian lengan dan saku.
2. Untuk anggota pramuka tingkat
Penggalang puteri, pada baju seragam sama dengan baju seragam
untuk anggota putera yang dimana memamakai dua saku tempel di dada kanan dan
kiri dan tidak terdapat lipatan melintang di atas dada. Sebelumnya baju seragam
puteri tidak terdapat saku di dada dan terdapat lipatan di atas dada, atau baju
seragam antara putera dan puteri mengenakan model pakaian yang berbeda
3. Untuk anggota puteri semua tingkatan
menggunakan setangan leher seperti setangan leher Putera dan menggunakan ring,
yang dimana sebelumnya anggota puteri mengenakan Pita Leher.
4. Tutup kepala anggota puteri untuk
tingkat Penggalang, Penegak, dan Pandega dengan tutup kepala berbahan laken/beludru.
Sebelumnya menggunakan tutup kepala yang terbuat dari anyaman
5. Untuk anggota putera untuk
tingkat Penggalang, Penegak, dan Pandega, adanya Penambahan saku timbul di
kanan kiri celana dan saku tempel di bagian belakang kanan dan kiri yang jumlah
sakunya sebanyak enam saku. Sebelumnya anggota putera mengenakan celana dengan
empat saku berupa dua saku dalam di samping kanan dan kiri serta dua saku
lagi di belakang kanan kiri.
Berikut ini gambar pakaian seragam
anggota Gerakan Pramuka sesuai salinan PP no. 174 Tahun 2012.
PENGERTIAN DASAR AD/ART GERAKAN PRAMUKA
PENGERTIAN
1.
AD/ART merupakan
ketentuan dasar dan ketentuan operasional bagi suatu organisasi yang
mencerminkan aspirasi, visi dan misi Gerakan Pramuka Indonesia
2.
Pengikat
persatuan dan kesatuan Gerakan Pramuka dalam prinsip, idealisme, tindaklaku,
baik organisatoris, sosial, maupun budaya
3.
Suluh &
landasan gerak organisasi Gerakan Pramuka dalam mencapai tujuannya
4.
Landasan
manajemen & pemberdayaan sumberdaya Gerakan Pramuka
FUNGSI
AD/ART merupakan
landasan kerja dan
landasan gerak Gerakan Pramuka dalam mewujudkan visi dan misinya.
LANDASAN HUKUM GERAKAN
PRAMUKA
KEPPRES No 238 Tahun
1961 tentang Gerakan Pramuka, dengan pertimbangan:
1.
anak-anak dan
pemuda Indonesia perlu dididik untuk menjadi manusia dan warga Negara Ind. Yg
berkepribadian dan berwatak luhur dst.
2. untuk
mencapai maksud dan tujuan tsb harus dilakukan dilingkungan anak-anak dan
pemuda di samping lingkungan kel. dan sek.
3. sesuai
Tap MPRS No I/MPRS/1960 ttg GBHN dan Tap MPRS No II/MPRS/1960 ttg Garis-garis
Besar Pola Pembangunan Nasional Semesta Berencana Tahapan Pertama ’61-’69
mengenai pendidikan pada umumnya dan pendidikan kepanduan pada khususnya, perlu
menetapkan suatu organisasi gerakan pendidikan kepanduan tunggal untuk diberi tugas melaksanakan
pendidikan tersebut di atas.
SEJARAH SINGKAT AD/ART
GERAKAN PRAMUKA
· Keppres No 12 Tahun 1971
· Keppres No 46 Tahun 1984
· Keppres No 57 Tahun 1988
· Keppres No 34 Tahun 1999
· Keppres No 104 Tahun 2004
POKOK-POKOK PENTING
AD/ART GERAKAN PRAMUKA
Ø Pembukaan
memuat dasar filosofis dan historis ketentuan dalam Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka.
Ø Eksistensi:
Nama, Status dan tempat
Ø Asas,
Tujuan, Tugas Pokok dan Fungsi
Ø Sistem
among, PDK, KH, MK, M dan Kiasan dasar
Ø Organisasi:
anggota, jenjang organisasi, kepengurusan, Saka, DK, Lemdik, Bimbingan,
Pemerikasaan keuangan
Ø Musyawarah
dan Referendum
Ø Pendapatan,
kekayaan
Ø Atribut
GERAKAN PRAMUKA: bendera, panji, himne dan pakaian seragam serta tanda-tanda
Ø ART,
Pembubaran dan perubahan AD.
TUJUAN GERAKAN PRAMUKA
Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka 2004 pasal 4 …. Dan dijabarkan dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka 2004 pasal 4 …. Melalui Kepramukaan :
1.
Membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman dan
bertaqwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi…”
2. Membentuk
sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta
memiliki kecerdasan emosional sehingga dapat menjadi manusia yang
berkepribadian Indonesia, yang percaya kepada kemampuan sendiri, sanggup dan
mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas
pembangunan masyarakat, bangsa, dan negara…”
ALASAN PENYEMPURNAAN AD
GERAKAN PRAMUKA
Ø
AD merupakan
landasan kerja GERAKAN PRAMUKA
Ø
GERAKAN PRAMUKA
dihadapkan pada lingkungan yg berubah serta tantangan baru
Ø
Perkembangan
kepanduan di seluruh dunia
Ø
Perlu
penyesuaian dengan UU No 22 th 1999, UU No 25 th 1999 dan UU No 23 th 2002
serta UU Sisdiknas.
PERMASALAHAN
Ø
Penggolongan
usia peserta didik
Ø
Keberadaan
kelompok usia Pandega-kaderisasi
Ø
Otonomi daerah
Ø
Pembinaan Gudep
Berpangkalan di Sekolah/Kampus dan gudep wilayah serta serta tersedianya
pembina yg berkualitas
Ø
Sistem among
Ø
Pengembangan
Saka Pramuka
HARAPAN
Dengan organisasi yang
lincah didukung SDM berkualitas yang menjalankan tugas sesuai prinsip dan
metode kepramukaan, GERAKAN PRAMUKA hadir dan siap untuk mendidik kader-kader
pembangunan yang trampil serta memiliki watak dan kepribadian mulia.
PENYEMPURNAAN
BERDASARKAN KEPUTUSAN MUNAS 2003
Ø
Alinea 3
Pembukaan, menyesuaikan dgn paradigma baru yg menyertakan kaum muda.
Ø
Alinea 5
Pembukaan, SISTEM AMONG tidak hanya ditempatkan sbg bagian dari metode
kepramukaan karena ia merupakan sisdiknas.
KETENTUAN YANG
DISEMPURNAKAN
Ø
PASAL 4 AD,
penegasan formulasi tujuan dengan menambahkan …guna mengembangkan dstnya…
Ø
PASAL 5 AD,
ditambahkan rumusannya shg menjadi…..serta membangun dunia yg lebih baik.
Ø
PASAL 8 AD,
selain mengatur upaya ditambahkan jg usaha yg dilakukan GERAKAN PRAMUKA
Ø
Pasal 9, Sistem
Among
Ø
Pasal 16,
Pandega masuk dalam kualifikasi anggota dewasa muda
Ø
Pasal 18, (a)
anggota muda dan angota dewasa……
Ø
Pasal 20, (5)
Pergantian pengurus…..terdiri dari unsurpengurus lama dan pengurus baru
Ø
Pasal 21, SAKA
tambah 1 ayat.
Ø
Pasal 22, Dewan
Kerja
Ø
Pasal 24,
Bimbingan ayat (4)…..Mabiran yg diketuai oleh Camat/Kepala Distrik
Ø
Pasal 25, BPK
ayat (3) ada 2 butir
Ø
Pasal 26,
Musyawarah ayat (1) butir c ttg acara pokok Munas
LIMA UNSUR TERPADU DALAM
KEPRAMUKAAN
1. Prinsip Dasar Kepramukaan
2. Metode Kepramukaan
3. Kode Kehormatan Pramuka
4. Motto Gerakan Pramuka
5. Kiasan Dasar Kepramukaan
PRINSIP DASAR
KEPRAMUKAAN DAN METODE KEPRAMUKAAN
4.
Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan ciri khas yang membedakan
Kepramukaan dari pendidikan lain
5.
Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan merupakan dua unsur proses pendidikan
terpadu yang harus diterapkan dalam setiap kegiatan.Prinsip Dasar Kepramukaan
dan Metode Kepramukaan dilaksanakan sesuai dengan kepentingan, kebutuhan,
situasi dan kondisi masyarakat.
(AD Gerakan Pramuka
2004 Pasal 10).
PRINSIP DASAR
KEPRAMUKAAN
PRINSIP DASAR
KEPRAMUKAAN adalah :
1. Iman
dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
2.
Peduli terhadap
bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;’
3.
Peduli terhadap
diri pribadinya
4.
Taat Kode
Kehormatan Pramuka.
PRINSIP DASAR
KEPRAMUKAAN BERFUNGSI :
1. Norma hidup seorang anggota Gerakan
Pramuka
2. Landasarn Kode Etik Gerakan Pramuka
3. Landasan Sistem Nilai Gerakan Pramuka
4. Pedoman dan Arah Pembinaan Kaum Muda
5. Landasan Gerak dan Kegiatan Pramuka
mencapai sasaran dan tujuannya
(AD Gerakan Pramuka
2004 pasal 11)
METODE KEPRAMUKAAN
Merupakan cara belajar
interaktif progresif melalui :
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka
2. Belajar sambil melakukan
3. Sistem berkelompok
4. Kegiatan yang menantang dan meningkat
serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta
didik
5. Kegiatan di alam terbuka
6. Sistem Tanda Kecakapan
7. Sistem satuan terpisah untuk Putera
dan Puteri
8. Kiasaan dasar
(AD Gerakan Pramuka
2004 pasal 12)
MOTTO GERAKAN PRAMUKA
1. Merupakan
bagian terpadu proses Pendidikan untuk mengingatkan setiap anggota Gerakan
Pramuka bahwa setiap mengikuti kegiatan berarti mempersiapkan diri untuk
mengamalkan kode kehormatan Pramuka
2.
Motto Gerakan
Pramuka : “SATYAKU KUDARMAKAN, DARMAKU KUBAKTIKAN”
3.
Merupakan
Motto tetap dan tunggal bagi Gerakan Pramuka, sebagai bagian terpadu proses
pendidikan, disosialisasikan baik di dalam maupun di luar Gerakan Pramuka.
Satuan Karya
Satuan Karya
Pramuka (Saka)
adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan
pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Satuan Karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penggalang Terap, Pramuka Penegak
dan Pandega, dan para pemuda usia 14-25 tahun dengan syarat khusus. Setiap Saka
memiliki beberapa krida, dimana setiap Krida mengkususkan pada sub bidang ilmu
tertentu yang dipelajari dalam Satuan karya tersebut. Setiap Krida memiliki SKK
untuk TKK Khusus saka yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida
tertentu di sebuah Saka.
Satuan Karya Pramuka
juga memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bhakti Satuan Karya
Pramuka (PERTISAKA) yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka dan kegiatan yang
dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut perkemahan
antar saka (PERAN SAKA) dimana dimungkinkan tiap saka mentranfer bidang
keilmuan masing-masing. Bagian terkecil dari saka disebut krida,
Satuan Karya Pramuka
yang dulu ada 7, pada saat ini satu lagi satuan karya pramuka yang dibentuk
adalah satuan karya pramuka Wira Kartika yang merupakan hasil kerja sama
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan Mabes TNI Angkatan Darat, sehingga
satuan karya pramuka pada saat ini ada 8 (delapan), antara lain:
1. Saka Dirgantara
Satuan Karya Pramuka
Dirgantara adalah wadah kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan praktis di bidang kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk
membaktikan dirinya dalam pembangunan nasional. Ialah Satuan Karya yang
membidangi bidang kedirgantaraan, umumnya saka ini hanya berada di wilayah yang
memiliki potensi kedirgantaraan atau memiliki landasan udara.
Pelatihan Pramuka Saka
Dirgantara umumnya memperbantukan para profesional di bidang kedirgantaraan,
TNI AU pihak perusahaan penerbangan dan klub aeromodelling. Pelatihan biasanya
diadakan di sebuah Pangkalan Udara tertentu.
Saka Dirgantara
meliputi 3 krida, yaitu:
1.
Krida Olahraga
Dirgantara (ORGIDA)
2.
Krida
Pengetahuan Dirgantara
3.
Krida Jasa
Kedirgantaraan
2. Saka Bhayangkara
Satuan Karya Pramuka
Bhayangkara adalah wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban
masyarakat (Kamtibmas), guna menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam
pembangunan nasional.Ialah Satuan Karya yang membidangi bidang kebhayangkaraan.
Saka Bhayangkara ialah
Satuan Karya terbesar dan paling berkembang di Indonesia.Saka Bhayangkara dapat
dibentuk di hampir seluruh wilayah Kwartir di Indonesia, tidak terbatas pada
suatu sumber daya atau kondisi alam.Dalam pelatihan Saka Bhayangkara, umumnya
Gerakan Pramuka bekerjasama dengan pihak Kepolisian Republik Indonesia dan
terkadang memperbantukan pihak Dinas Pemadam Kebakaran. Biasanya Saka
Bhayangkara berada dibawah pembinaan POLRI.
Saka Bhayangkara
meliputi 4 krida, yaitu :
1.
Krida Ketertiban
Masyarakat (Tibmas)
2.
Krida Lalu
Lintas (Lantas)
3.
Krida Pencegahan
dan Penaggulangan Bencana
4.
Krida Tindakan
Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)
Pada
krida Pencegahan dan Penanggulangan Bencana terdapat 4 sub krida :
1. Subkrida
PASKUD (Pasukan Berkuda)
2. Subkrida
PASKAN (Pasukan Anjing Pelacak)
3. Subkrida
DAMKAR (Pemada Kebakaran)
4. Subkrida
SAR (Search And Rescue)
3. Saka Bahari
Satuan Karya Pramuka
Bahari adalah wadah bagi Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata,
produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan
sikap hidup yang berorentasi kebaharian termasuk laut dan perairan dalam. Ialah
Satuan Karya yang membidangi bidang Kelautan.
Pembinaan Saka Bahari
bekerjasama dengan pihak TNI AL, Profesional di bidang Olahraga Air, Departemen
Pariwisata dan Departemen Kelautan. Umumnya Saka Bahari hanya berada di wilayah
yang memiliki potensi di bidang Bahari.
Saka Bahari meliputi 4
krida, yaitu :
1.
Krida Sumberdaya
Bahari
2.
Krida Jasa
Bahari
3.
Krida Wisata
Bahari
4.
Krida Reksa
Bahari
4. Saka Bhakti Husada
Satuan karya Pramuka
Bakti Husada adalah wadah pengembangan pengetahuan, pembinaan keterampilan, penambahan
pengalaman dan pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat
dalam bidang kesehatan.
Pembinaan Saka Bhakti
Husada berada dibawah naungan Gerakan Pramuka yang bekerjsama dengan Departemen
Kesehatan, Dinas Kesehatan, PMI, Rumah Sakit, dan juga Lembaga Kesehatan
Profesional lainnya.
Saka Bakti Husada
meliputi 5 krida, yaitu :
1.
Krida Bina
Lingkungan Sehat
2.
Krida Bina
Keluarga Sehat
3.
Krida
Penanggulangan Penyakit
4.
Krida Bina Obat
5.
Krida Bina Gizi
6.
Krida Pola Hidup
Bersih dan Sehat
5. Saka Kencana (Keluarga Berencana)
Satuan Karya Pramuka
Kencana adalah wadah kegiatan dan pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan
keterampilan praktis dan bakti masyarakat, dalam bidang Keluarga Berencana,
Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan.
Pembinaan Saka Kencana
berada di bawah Gerakan Pramuka yang bekerjasama dengan Badan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN).
Saka Kencana meliputi 4
krida, yaitu :
1.
Krida Bina
Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR)
2.
Krida Bina
Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK)
3.
Krida Advokasi
dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE)
4.
Krida Bina Peran
Serta Masyarakat (PSM).
6. Saka Taruna Bumi
Satuan Karya Pramuka
Taruna Bumi adalah wadah bagi para Pramuka untuk meningkatkan dan mengembangkan
kepemimpinan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan para
anggotanya, sehingga mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan produktif
serta bermanfaat dalam mendukung kegiatan pembangunan pertanian.
Pembinaan Saka Taruna
Bumi bekerjasama dengan Departemen Pertanian, Dinas Pertanian, LIPI, dan
Lembaga Holtikultura.
Saka Tarunabumi
meliputi 5 krida, yaitu :
1.
Krida Pertanian
dan Tanaman Pangan
2.
Krida Pertanian
Tanaman Perkebunan
3.
Krida Perikanan
4.
Krida Peternakan
5.
Krida Pertanian
Tanaman Holtikultura.
7. Saka Wanabhakti
Satuan Karya Pramuka
Wanabakti adalah wadah bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk
melaksanakan kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan
rasa tanggungjawab terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Pembinaan Saka
Wanabhakti bekerjasama dengan Departemen Kehutanan, Perhutani dan LSM
Lingkungan Hidup/Lembaga Profesional terkait.
Saka Wanabakti meliputi
4 (empat) krida, yaitu :
1. Krida
Tata Wana
2. Krida
Reksa Wana
3. Krida
Bina Wana
4. Krida
Guna Wana.
8. Saka Wira Kartika
Satuan Karya Pramuka
Wira Kartika baru berupa Satuan Karya Rintisan yang mulai dilaksanakan pada
akhir tahun 2007. Pembentukannya berdasarkan Peraturan bersama Kepala Staf
Angkatan Darat dengan Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka nomor 182/X/2007 dan 199
tahun 2007 tanggal 28 Oktober 2007 tentang kerjasama dalam usaha pembina dan
pengembangan pendidikan bela negara dan kepramukaan.
Pengoraganisasian Saka
binaan TNI
AD ini, tidaklah jauh
berbeda dengan Satuan Karya pada umumnya. Namun Demikian Saka Wira Kartika ini
memiliki Program Pendidikan yang dibentuk dalam Satuan Krida antara Lain :
1. Krida
Survival
2. Krida
Pioner
3. Krida
Mountainering
4. Krida
Navigasi Darat
5. Krida
Bintal Juang
PETA PITA, PANORAMA & LAPANGAN
PETA
PITA
Tujuan pembuatan peta pita ini
adalah untuk menggambarkan keadaan perjalanan yang telah dilakukan dari suatu
tempat ke tempat lainnya.
Peralatan yang dipersiapkan dalam
pembuatan peta pita ini adalah :
1. Pensil Teknik 2B
2. Penggaris panjang
3. Kertas pita peta
4. Kompas bidik
5. Meja kerja
Hal yang perlu diperhatikan dalam
pembuatan peta pita :
1. Penentuan Skala
Hal ini erat kaitannya dengan jarak
yang akan ditempuh selama melakukan perjalanan dengan kertas yang ada
2.Pembuatan Keteranga
Keterangan yang dimaksud adalah apa-apa yang dilihat selama
melakukan perjalanan baik yang ada disebelah kiri maupun yang ada di sebelah
kanan, yang perlu diperhatikan adalah tanda-tanda berupa bangunan-bangunan penting atau suatu daerah yang
mencolok dan merupakan sesuatu yang mudah dilihat dan diperhatikan. Keterangan
dituliskan dalam bentuk gambar peta dan tulisan.
3. Penulisan Arah Utara, Jarak, dan
Waktu
Arah utara digambarkan sesuai dengan
arah utara kompas. Jarak dituliskan berdasarkan ukuran yang ada dengan skala
yang sudah ditentukan. Untuk waktu bisa dilihat dengan jam sesuai saat
berangkat dan tiba di setiap belokan.
Untuk pembuatan peta pita, setiap
pergantian arah perjalanan maka harus kita gambarkan, demikian seterusnya
sampai daerah yang kita tuju. Gambar keterangan peta dapat dilihat pada gambar
di bawah ini.
PETA PANORAMA
Tujuan dari pembuatan peta panorama
ini adalah untuk menggambarkan keadaan suatu daerah dengan range atau sudut
pandang tertentu.
Peralatan yang
perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta panorama ini adalah :
1. Pensil
Teknik 2B
2. Penggaris
panjang
3. Kertas
buffalo
4. Kompas bidik
5. Meja kerja
Yang harus diperhatikan
dalam pembuatan peta panorama ini adalah :
1. Arah Pandang
atau Sudut Pandang
Batas sudut
pandang yang diberikan dalam pembuatan peta panorama dapat berupa satu sudut
atau dua sudut sebagai arah untuk penggambaran panorama atau pemandangannya.
Untuk dua sudut pandang tidak akan menjadi masalah yang berarti karena kita
tinggal membidik sudut yang telah ditetapkan tersebut untuk batas penggambaran
panorama. Untuk satu sudut pandang maka untuk menentukan batas sudut pandang
yang akan kita gunakan untuk menggambar panorama kita harus menambahkan sudut
tersebut dengan 30 untuk daerah kanan dan mengurangi sudut tersebut dengan 30
untuk daerah kiri. Kemudian baru menggambar peta panoramanya.
2. Penggambaran
Batas Daerah
Setelah
diketahui batas daerah yang akan digambar, maka langkah selanjutnya adalah
membuat sket batas daerah satu dengan daerah lainnya, antara satu perbukitan
dengan perbukitan atau perumahan dan lain sebagainya. Untuk penggambaran sket
ini dibuat setipis mungkin karena hanya untuk pembatas dalam pembatas dalam
penafsiran nanti.
3. Pembuatan Arsiran
Untuk pembuatan
arsiran ini merupakan tahapan penting dalam membuat peta panorama. Yang perlu
diperhatikan adalah untuk daerah yang dekat dengan pandangan kita maka
arsirannya dibuat berdekatan
sekali,
demikian seterusnya sampai pada daerah terjauh atau lapis paling atas dibuat
renggang. Arsiran horisontal dipergunakan untuk daerah lautan, arsiran tegak
atau vertikal untuk gunung, sedangkan untuk daerah yang landai (seperti
perumahan, pepohonan) maka arsirannya dibuat agak miring (mendekati
horisontal), untuk daerah yang agak curam (seperti perbukitan atau jurang
terjal) maka arsiran dibuat miring mendekati tegak.
4. Pembuatan
Arah Utara
Arah utara ini
diperlukan untuk mengetahui posisi menggambar kita dan juga sekaligus sebagai
koreksi apakah arah yang digambar itu sudah benar. Biasanya arah utara dibuat
pada posisi pojok kiri atas dengan gambar anak panah dan arahnya disesuaikan
dengan arah kompas
5. Penulisan
Sudut Batas dan Keterangan Batas
Untuk sudut
pandang sebelah kiri dan kanan hendaknya dicantumkan sekaligus dengan
keterangan gambar yang sesuai dengan keadaan kemudian jangan lupa untuk
memberikan penomeran pada masing-masing daerah sehingga mempermudah untuk
pemberian keterangan nantinya.
Untuk lebih
jelasnya kita lihat contoh berikut ini.
PETA LAPANGAN
Peta Lapangan
Tujuannya untuk menggambarkan
keadaan atau kondisi suatu lapangan dan daerah sekitarnya dalam skala yang
lebih kecil.
Peralatan yang
perlu dipersiapkan dalam pembuatan peta lapangan ini adalah :
1. Pensil
Teknik 2B
2. Penggaris
panjang
3. Busur
derajat
4. Kertas
buffalo
5. Kompas bidik
6. Meja kerja
Hal - hal yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan peta lapangan.
1. Penentuan
Skala
Hal ini
berkaitan erat dengan luas lapangan yang akan digambar dan kertas gambar yang
akan dipergunakan sehingga apa yang ada di lapangan dan daerah sekitarnya yang
dekat dengan lapangan tersebut dapat tergambar semuanya.
2. Penentuan
Batas dan Sudut Batas Lapangan
Setelah
diketahui batas lapangannya maka batas-batas tersebut dibidik dari tengah
lapangan dengan kompas bidik untuk diketahui berapa sudut batas lapangan
tersebut. Penggambaran peta lapangan harus menghadap ke utara.
3. Pengukuran
Jarak dari Pusat ke Sudut Batas Lapangan
Pengukuran ini
dapat dilakukan dengan menggunakan alat bantu agar diketahui dengan pasti jarak
antara pusat dengan sudut lapangan dan juga jarak antara sudut yang satu dengan
sudut yang lainnya.
4. Penggambaran
lapangan
Pengerjaan
terakhir adalah menggambarkan sket yang telah didapat dari
pengukuran-pengukuran tadi ke dalam kertas gambar. Untuk
mempermudah pemberian keterangan diberi penomeran pada tiap sudut dan
keterangan lainnya.
Untuk lebih
jelasnya dapat diperhatikan gambar peta lapangan berikut :
Pengertian Kompas dan jenis kompas
Kompas adalah alat bantu untuk menentukan arah mata angin.
Bagian-bagian kompas yang penting antara lain :
1. Dial, yaitu permukaan di mana tertera angka dan huruf
seperti pada permukaan jam.
2. Visir, yaitu pembidik sasaran
3. Kaca Pembesar, untuk pembacaan pada angka
4. Jarum penunjuk
5. Tutup dial dengan dua garis bersudut 45
6. Alat penggantung, dapat juga digunakan sebagai penyangkut
ibu jari untuk menopang kompas pada saat membidik.

Angka-angka yang ada di kompas dan istilahnya
North
=
Utara
=
0
North
East
=
Timur Laut
=
45
East
=
Timur
=
90
South
East
=
Tenggara
=
135
South
=
Selatan
=
180
South
West
=
Barat Daya
=
225
West
=
Barat
=
270
North
West
=
Barat
Laut
=
325
Cara Menggunakan Kompas
1. Letakkan kompas anda di atas permukaan yang datar.
setelah jarum kompas tidak bergerak lagi, maka jarum tersebut menunjuk ke arah
utara magnet.
2. Bidik sasaran melalui visir dengan kaca
pembesar. Miringkan sedikit letak kaca pembesar, kira-kira 50 di
mana berfungsi untuk membidik ke arah visir dan mengintai angka
pada dial.
3. Apabila visir diragukan karena kurang jelas dilihat dari kaca pembesar, luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah dilihat melalui kaca pembesar
3. Apabila visir diragukan karena kurang jelas dilihat dari kaca pembesar, luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah dilihat melalui kaca pembesar
JENIS KOMPAS
Kompas bidik adalah kompas yang biasa digunakan oleh militer, pramuka, dan pengembara. Kompas ini mudah mendapatkannya, harganyapun relatif murah, juga penggunaannya cukup sederhana serta lengkap.
a. Kompas bidik lensa/kaca;
b. Kompas
bidik Prisma;
Untuk
menggunakan kompas bidik ini mesti dilengkapi juga dengan penggaris, busur
drajat, dan lain-lain.
2. Kompas Silva

Kompas ini sudah dilengkapi busur drajat dan penggaris. Dalam penggunaannya akan sangat mudah karena kompas ini tidak dilengkapi alat bidik. Kecermatan bidik kompas ini agak kurang.
3. Kompas M 53 A 515

Kompas yang ketiga ini merupakan penyempurnaan, atau gabungan dari kedua bentuk kompas yang pertama dan kedua. Cara kerja kompas ini yaitu kemampuan kompas bidik digabung dengan kompas Silva sehingga makin mudah digunakan; paling tidak untuk saat ini.
4. Geografical Position Satelite
Saat ini banyak pula pendaki gunung yang memanfaatkan alat
navigasi sistem GPS, yang merupakan singkatan dari Geografical Position
Satelite. Sistem ini dikembangkan dengan bantuan satelit militer Amerika
Serikat yang digunakan untuk kebutuhan komersial.
Sebenarnya alat ini digunakan untuk navigasi udara, tetapi dalam perkembangannya atau kenyataannya saat ini, juga bisa digunakan untuk navigasi darat dan laut. Secara garis besarnya bentuk alat ini kurang lebih sebesar kalkulator. Pengoperasian alat ini dibantu oleh minimal 3 buah satelit pengamat.
Sebenarnya alat ini digunakan untuk navigasi udara, tetapi dalam perkembangannya atau kenyataannya saat ini, juga bisa digunakan untuk navigasi darat dan laut. Secara garis besarnya bentuk alat ini kurang lebih sebesar kalkulator. Pengoperasian alat ini dibantu oleh minimal 3 buah satelit pengamat.
Alat ini banyak diminati di Indonesia, walaupun ada
kekhawatiran bagaimana seandainya bekas satelit militer Amerika itu tidak
digunakan oleh kegiatan sipil. Menurut rencana pemerintah Indonesia akan
mengorbitkan satelit sejenis dan mengoperasikannya. Jadi untuk perkembangan
dunia petualangan, alat ini memang perlu dipelajari dan mempunyai prospek yang
baik.
MACAM-MACAM SANDI
Sandi Plus/Kress
Untuk
lebih jelasnya perhatikan kunci di bawah ini :
Dasar : dari Sandi Morse
Kunci
: + = titik ( . )
# = strip ( - )
Contoh
: #+# / ++# / +++ / ++# / ## / +# / #+## / ++# / #++ / ++++ / +#
Dibaca
: KUSUMAYUDHA
SANDI KODE ETIK
Mari
kita menuju ke contoh soal :
- O, 2 3 c2 X 2 = PRAMUKA
SANDI AKAR
Pramuka
memang kreatif, dari satu sandi morse saja bisa menjadi puluhan sandi turunan
yang beraneka ragam. Hal ini membuat kita semakin bersemangat untuk tetap eksis
di Dunia
Kepramukaan

Pertama
translate dulu akar di atas ke sandi morse, kira-kira seperti ini :
--/.-/-.../../-./.-/... = Mabinas
SANDI ABJAD INTER
Pengetahuan
Pramuka tidak sebatas pengetahuan seputar Indonesia saja, pengetahuan tentang
tata cara pengucapan abjad dengan telekomunikasi internasional juga akan
menambah kecakapan seorang pramuka.
Abjad
Telekomunikasi Internasional adalah abjad yang digunakan untuk berkomunikasi
dengan orang yang berbeda bahasa. Karena biasanya akan terjadi kesulitan
(kurang dapat mendeskripsikan secara jelas) untuk mengartikan kata apa yang
diucapkan oleh saudara kita dari negara lain tersebut. Dengan Abjad
Internasional inilah yang dapat membantu agar berita yang disampaikan dapat
diterima dengan jelas dan dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. contoh di
bawah ini :
Alfa
(A)
|
Bravo(B)
|
Charlie(C)
|
Delta
(D)
|
Echo
(E)
|
Foxtrot
(F)
|
Golf
(G)
|
Hotel
(H)
|
Indian
(I)
|
Juliet
(J)
|
Kilo
(K)
|
Lima
(L)
|
Mike
(M)
|
Nobel(N)
|
Oscar
(O)
|
Papa
(P)
|
Queen
(Q)
|
Romeo
(R)
|
Sierra
(S)
|
Tango(T)
|
Union
(U)
|
Victor
(V)
|
Whisky
(W)
|
Xenon
(X)
|
Yankey
(Y)
|
Zulu
(Z)
|
Contoh :
Bravo
Oscar Yankey Sierra Charlie Oscar Union Tango
Jawaban : BOY SCOUT
Jawaban : BOY SCOUT
SANDI NAPOLEON
Sebenarnya
sandi ini jika diberi
nama Sandi Napoleon sangat tidak pas, tidak ada hubungannya alias tidak
nyambung dengan Bapak Napoleon yang sebenarnya. Baiklah, kita langsung menuju ke contoh
untuk memperjelas bagaimana sandi Napoleon itu :
Kunci : Susunan huruf dibaca zigzag/acak.
Artinya cara membacanya adalah dari atas ke bawah
lalu ke atas lalu ke bawah dan seterusnya.
Tahu
apa jawabnya?
Jawabnya
adalah =
PRAMUKA TERTINGGI IALAH PRESIDEN
SANDI MARENGOS
Kunci
= Huruf-huruf MARENGOS diganti dengan angka
Contoh :
P547I 25236CI67
Tahu
apa artinya? Artinya adalah =
PERGI MEMANCING
SANDI KURUNG
Sandi
ini kuncinya sudah baku seperti ini, namun kita bisa membuat sandi-sandi
sejenis yang tentu saja kunci dan namanya suka-suka kita. Mari kita cek ke TE -
KA - PE.
Contoh
:
((5, (, ((8, (((2, (8, (, ((3
Jawabnya
: PASUKAN
SANDI KACA/AIR
Sandi Kaca/Air.
Kenapa disebut dengan sandi Kaca atau Air? karena cara membacanya adalah dengan
menghadapkannya pada sebuah cermin. contoh :
SANDI JEPANG
Salam
hangat dari Dewan Ambalan Nawawi Al-Banteni dan Zahroh An-nawawi.
Seperti yang kita tahu bahwa huruf jepang (Kanji) dituliskan dari atas ke bawah
dan seterusnya, nah pada kali ini kami ingin membahas sandi yang sangat
sederhana, yaitu sandi
Jepang. Cara penulisannya seperti huruf Kanji, yaitu dari atas ke bawah. Mari ke contoh
berikut ini :
SNLAA
EGENN
TANGA
EHCKN
Dibaca
: SETENGAH LENCANG KANAN
SANDI INGGRIS
Dewan Ambalan Nawawi Al-Banteni dan Zahroh An-nawawi
ingin sedikit berbagi sebuah sandi yang sangat mudah, yaitu adalah sandi
Inggris, kenapa diberi nama demikian? Karena diantara kata-kata yang akan
disandikan disisipkan kata-kata dalam bahasa inggris untuk sedikit mengecoh si
pembacanya. Mari kita lihat contoh di bawah ini :
Kunci
:
Dalam kalimat disisipkan bahasa inggris
Contoh :
The Indonesia you Merdeka too
Jawaban :
Indonesia Merdeka
Sangat
Mudah kan? Semoga bermanfaat untuk Pramuka Indonesia. Salam Pramuka...!!!
SANDI RISTIK/GRAFIK
Senang
rasanya bisa berjumpa lagi dengan kakak-kakak dan adik-adik sekalian. Kali ini kami ingin membahas sedikit tentang sebuah sandi Pramuka
yang unik, yaitu adalah sandi Ristik atau sandi Grafik. Sandi ini adalah
lagi-lagi sandi terapan darisandi
morse. Baiklah, tidak usah berpanjang lebar, mari kita
lihat gambar di bawah ini :
Dasar :
dari Sandi Morse
Kunci : Garis pendek ke
atas atau ke bawah = titik ( . )
Garis panjang ke atas atau ke
bawah = strip ( - )
Setiap kata dipisahkan dengan
garis lurus

Sangat
mudah ya? Silahkan mencoba masing-masing. Salam hangat dari Dewan Ambalan Nawawi Al-Banteni dan Zahroh An-nawawi.
Salam Pramuka...!!!
Sandi Angka
Scout
of Lampung 02
September 2009 Di
bawah ini ada dua buah contoh sandi angka. Untuk selanjutnya dapat dikembangkan
dan disesuaikan dengan kemampuan pramuka peserta didik anda.
Contoh
Sandi Angka 1 : 13, 4, 6, 0, 17, 0,
10, 19
Dibaca
: NEGARAKU
Sandi Koordinat
Sandi di dalam
Kepramukaan adalah salah satu media pembelajaran yang baik bagi peserta didik
baik pramuka siaga, penggalang, penegak maupun pandega karena dapat melatih
ketelitian, daya ingat, kecerdasan dan konsentrasi. Pemakaian sandi dalam
menyampaikan ilmu pun harus disesuaikan dengan golongan pramuka itu sendiri
sehingga dapat diterima dengan mudah namun tujuan dari pembelajaran itu tetap
tercapai. Ada banyak macam-macam sandi dalam kepramukaan dan kedudukannya pun
tidak harus baku, sehingga nama, jenis dan cara untuk menjawabnya pun dapat
berbeda menyesuaikan dengan
kondisi masing-masing daerah. Salah satu contoh sandi yang mudah adalah sebagai
berikut :
Kunci : MERAH PUTIH
Kunci yang ditampilkan
di papan dapat ditulis seperti contoh di atas.
Contoh soal : AP, MP,
RI, MI, HP
AP = P MP=
A
RI = N MI
= D HP = U (PANDU)
Sandi Kotak
Di bawah ini ada dua buah sandi kotak. Coba perhatikan perbedaannya.

Sandi Sungai
Scout
of Lampung 01
September 2009
Sandi
sungai juga biasa disebut dengan istilah sandi 5 per 8, karena sandi sederhana
ini memiliki 8 buah kolom dan 5 buah baris. Untuk lebih jelasnya mari kita
perhatikan kunci di bawah ini.

Cara menulis :Huruf
yang berlawanan atau berseberangan.
Contoh : OZO LOWOEO
VOQPOQ BYHOS
Dibaca : ADA BAHAYAN
JANGAN LEWAT
Pionering
beserta tips-tipsnya


1.
Ikatan Palang Ikatan Palang

Posisikan
tongkat secara tegak lurus satu sama lain dan selama proses mengikatkan tali,
tangan kiri kita selain memegang tongkat juga harus memegang tali dengan cara
menekannya pada tongkat agar selalu kencang. Lakukan pengikatan idealnya 4
ikatan tiap 1 tongkat. Selanjutnya buatlah pengikatan pada tali yang terletak
diantara tongkat sebanyak 3 kali, gunanya yaitu untuk mencekik ikatan yang sudah
kita buat. Kemudian buat simpul pangkal untuk tahap akhirnya, bisa juga
ditambahkan simpul setengah mati.

2.
Ikatan Silang Ikatan palang adalah
ikatan yang juga berguna untuk menggabungkan 2 buah tongkat namun dengan posisi
tongkat tidak membentuk sudut 90derajat. Langkah pertama adalah buat 1 simpul
tambat pada kedua tongkat. Kemudian mulai ikat tali pada tiap 2 sudut tongkat
yang saling bertolak belakang. Pengikatannya yaitu dengan cara melintang
sebanyak 4 ikatan.
Ulangi
pada sisi satunya. Jika sudah, buat pengikatan tali untuk mencekik ikatan yang
sudah dibuat. Untuk kekuatan ikatan, gunakan tips diatas(ikatan palang).
Langkah akhir adalah membuat simpul pangkal+setengah mati.
3. Ikatan
canggah(Menyambung Tongkat) Ikatan
Canggah adalah ikatan yang berguna untuk menyambung 2 tongkat yang posisinya saling berpelurus.
Ikatan canggah dapat dilakukan menggunakan tali 5 meter atau 10 meter. Namun untuk efisiensi waktu tali dengan panjang 5 meter sudah
cukup. Pertama, tali kita bagi menjadi 2 bagian. Kemudian susun tongkat saling berpelurus dengan overlap kedua
tongkat sepanjang 30cm. Posisikan tongkat dilantai, kemudian gunakan setiap
bagian tali untuk menyusuk tali masing-masing sisi tongkat yang saling
overlap.(Gambar menyusul, akan saya ambilkan foto pembuatan langsung)
4. Ikatan kaki 3 atau lebih Ikatan Kaki Tiga atau Lebih adalah ikatan
yang berguna untuk menggabungkan 3 tongkat atau lebih dengan posisi saling
sejajar atau sebagian saling berpelurus. Langkah-langkahnya adalah susun
tongkat saling berpelurus atau saling sejarar. Kemudian lakukan simpul pangkal
pada salah satu tongkat. Langkah selanjutnya adalah mulai mengikta tali pada
tongkat sesuai dengan pola anyaman. Lakukan 4 kali agar lebih kuat dan rapi.
Setelah itu lakukan pengikatan untuk mencekik ikatan yang sudah dibuat. Langkah
terakhir adalah buat simpul pangkal+setengah mati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar